DPRD Minta Bus Trans Cirebon Jangan Sampai Mangkrak
CIREBON–Belum ada kejelasan kapan Bus Rapid Transit (BRT) akan beroperasi di Kota Cirebon. Kabarnya, rute hingga tarif masih dibahas. Ada di meja walikota dan menanti pengesahan. Sayangnya, draf tersebut tidak dapat diakses. Ketua Komisi I DPRD M Handarujati Kalamullah S Sos meminta dinas perhubungan untuk melihat referensi dari daerah lain. Di beberapa daerah, ada yang menggunakan pihak ketiga sebagai pengelola. Ada pula yang mendirikan koperasi hingga perusahaan daerah. “Di Tangerang Selatan itu dikerjasamakan dengan PD Jaya,” ujarnya kepada Radar Cirebon. Bagi Komisi I, saat ini yang terpenting adalah membahas payung hukumnya. Sebab, koridor sudah siap, trayek dan tarif juga ada sudah selesai draf-nya. Misalnya, ada keinginan masuk ke wilayah Argasunya. Ini juga perlu dikaji. Apakah bus itu bisa mengakses jalanan di kawasan selatan yang relatif sempit. Kemudian, bagaimana dampaknya. Termasuk potensi kemacetan baru yang bisa saja ditimbulkan. Untuk itu, Andru melalui Komisi I mendorong agar BRT bisa segera beroperasi. Malahan Dishub sudah memiliki blue print tentang BRT, termasuk anggaran operasional BBM. Justru yang belum adalah mereka butuh payung hukum pengelola pihak ketiga atau koperasi. “Organda punya koperasi, itu akan kita undang. Komisi I ingin agar BRT jangan sampai mangkrak,” tegasnya. Jalur bus BRT, kata dia, sebenarnya sudah disiapkan tiga rute, termasuk daerah selatan. Bahkan beberapa waktu lalu sempat akan diuji coba. Sayangnya, ketika itu sopirnya belum ada. Disinggung tentang trayek ke Argasunya dianggap kurang tepat, Andru tidak menampik hal itu. Mengingat BRT ini tujuan utamanya adalah angkutan masal perkotaan. Sedangkan Argasunya mestinya masuk dalam layanan feeder. Danang Parikesit dari Masyarakat Transportasi Indonesia, saat kunjungannya ke Cirebon menyebutkan, meihat dari infrastrukturnya di Cirebon terhitung sudah lengkap. Ada kereta, tol, pelabuhan, juga bandara. Sehingga sangat layak dikembangkan jadi kota metropolitan. Adanya BRT akan membantu masyarakat dalam bertransportasi dari satu tempat ke tempat lainnya. Sehingga keberadaan transportasi masal ini layak untuk segera diwujudkan. Bus Trans Metro Bandung bisa menjadi gambaran bagaimana BRT Cirebon beroperasi nantinya. Bus yang boroperasi sejak April 2017 itu melayani rute dari Kota -Kabupaten Bandung selama 6 kali perjalanan setiap harinya setiap satu unit bus. Rutenya sendiri dari Terminal Leuwipanjang-Kopo-BKR-Moch Toha-Dayeuhkolot-Ciparay dan berakhir di Terminal Majalaya. Operasional bus tersebut dibiayai dari APBD Jabar lewat pos belanja langsung Dishub Jabar. Biaya kontrak layanan ini totalnya mencapai Rp2,39 miliar. Dengan pembayarannya Rp5.602,85/kilometer Dengan panjang lintasan 27,5 kilometer lebih, bus sedang ini beroperasi melayani masyarakat umum dari pukul 06.00-18.00 WIB. Adapun untuk tiket jarak tersebut masyarakat dikenakan tarif Rp5 ribu. Awalnya pengelolaan dilakukan UPTD Dishub Jabar. Yang kemudian dikerjasamakan dengan Damri. Bagaimana di Kota Cirebon? (abd)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: