Soal Car Free Day, Pemkot Jangan Diam!

Soal Car Free Day, Pemkot Jangan Diam!

CIREBON–Sedikitnya 7 ribu masyarakat Kota Cirebon dan sekitarnya beraktivitas di Car Free Day (CFD) Jl Siliwangi, Kota Cirebon juga pasar rakyat Stadion Bima. Mengingat besarnya animo publik, Pemerintah Kota Cirebon perlu turun tangan. Menangani kesemerawutan, karena bertahun-tahun agenda mingguan ini dibiarkan tanpa pengaturan. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Drs Andi Armawan menilai, CFD dan pasar rakyat Stadion Bima sudah harus ditangani pemerintah. Dalam menangani permaslahan tersebut, pemerintah diminta segera mungkin membicarakan bagaimana solusi untuk menangani hal tersebut. \"Kalau kita melihat kondisi CFD saat ini, pemerintah harus duduk bersama dengan dinas-dinas. Kita perlu mencari solusi yang paling tepat,\" ujarnya kepada Radar Cirebon. Penanganan CFD ini perlu lintas dinas. Andi menekankan, stake holder perlu urun rembuk. Satpol PP tidak bisa sendiri menangani persoalan ini. Beberapa dinas yang memiliki kewenangan dalam penataan diantaranya Dinas Perhubungan (Dishub), Dinas Perdagangan Koperasi-UKM (Disdagkop-UKM), juga Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (DPUPR). Sementara Satpol PP bertugas untuk menertibkan. Terutama bila dalam solusi yang telah disepakati ialah menertibkan area. \"Sekali lagi, penertiban di CFD itu perlu kesepakatan dari beberapa dinas terkait,\" tandasnya. Ia juga menyoal status Jl Siliwangi sebagai kawasan tertib lalu lintas (KTL). Ketidakteraturan pedagang di area tersebut bertentangan dengan penetapan kawasan. CFD juga ditengarai sebagai pintu masuk pedagang kaki lima (PKL) di akhir pekan. Terbukti, dari dua pekan terakhir pantauan Radar di Jl Siliwangi. Di mana PKL gerobak yang telah ditertibkan dari area pasar kramat, kembali menduduki badan jalan. Bahkan mereka tidak beranjak setalah CFD tuntas. Andi berharap pemerintah  bisa segera mencari solusi. Apalagi warga yang memanfaatkan sarana tersebut sudah merasa terganggu. \"Kami sebagai aparat berfungsi mengembalikan fungsi fasilitas publik, kami berharap para SKPD dengan pemerintah bisa duduk bersama mencari solusi permasalahan ini,\" tegasnya. Di lain pihak, Ketua Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI) Kota Cirebon dr Edial Sanif SpJP FIHA berharap antara aktivitas olahraga dengan keberadaan pedagang di CFD dapat berdampingan. \"Keberadaan CFD sendiri memang disiapkan untuk wadah kegiatan olahraga di Minggu pagi. Tinggal bagaimana caranya agar para pedagang  tidak mengganggu,” tuturnya. Edial mengakui bahwa pemanfaatan CFD saat ini memang belum optimal untuk aktivitas olahraga. Tata ulang untuk menempatkan antara aktivitas pedagang di CFD serta kegiatan aktivitas berolahraga di CFD Minggu pagi bisa saling berjalan. Karena semestinya pemanfaatan CFD sebagai ruang aktivitas berolahraga masyarakat Kota Cirebon, bisa dengan berbagai macam jenis olahraga. \"Tata ulang disini dalam artian supaya kegiatan olahraga juga bisa lancar meski berdampingan dengan pedagang CFD. Karena semestinya CFD bisa dengan beberapa kegiatan olahraga, bukan hanya senam. Namun juga bisa untuk jalan kaki, permainan anak-anak, bersepeda dan lainnya. Yang semuanya membutuhkan tempat untuk mereka melakukan kegiatan olahraga yang berlangsung dari pukul 06.00 hingga 10.00 pagi,\" terangnya. Lanjutnya, penataan tersebut perlu dilakukan bersama. Perlu dilakukan diskusi bersama agar kedua unsur tersebut bisa berjalan dengan baik. Tidak saling mengganggu dan bisa menjalankan aktivitasnya masing-masing. \"Kami harapkan kedepannya dapat ditata lebih bak lagi, juga lebih rapi. Semuanya dapat saling menguntungkan. Pedagang bisa mendapatkan sesuatu dari CFD, namun masyarakat juga bisa berolahraga sebagaimana mestinya,” tandasnya. (apr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: