Begini Kisah Warga Desa Kedungbunder Pencari Daun Jati Lintas Daerah
CIREBON-Kedungbunder adalah sebuah desa di Kecamatan Gempol, Kabupaten Cirebon. Salah satu mata pencaharian warganya, mencari daun jati untuk bungkus nasi jamblang. Lokasinya sampai ke Subang, bahkan Sumedang. Sering bertemu binatang buas. Dan kerap kali pulang dengan tangan hampa. Pagi-pagi sekitar pukul 03.00 WIB, Tarini (52) yang ditemani sang anak Jaenudin (28), bersiap dan bergegas menuju Tomo, Kabupaten Subang. Mereka mencari daun jati di sekitar hutan kawasan tersebut. Ani-ani atau alat pemotong daun tradisional, menjadi barang bawaan wajib yang tidak pernah ketinggalan. Sekitar pukul 06.00 WIB, nenek tujuh orang anak tersebut, sampai di tempat tujuan. Di area hutan belantara, tidak jarang binatang seperti ular dan babi hutan, ditemuinya. “Sudah mulai dari kecil, saat orang tua meninggal,” ucapnya, menceritakan awal mula dirinya menekuni mata pencaharian tersebut, kemarin. Risiko dan usaha yang dilakoni, sepertinya tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh. Pasalnya, 24 lembar daun jati, hanya dihargai oleh pengepul Rp300 saja. Atau Rp60 ribu untuk 50 kg daun jati yang siap jual. Dalam satu hari, dirinya bisa mendapatkan penghasilan kotor sekitar Rp200 ribu. Itu belum termasuk ongkos kendaraan umum, yang ia gunakan untuk mengangkut daun jati. “Ongkos Rp70 ribu, sudah pulang pergi berdua sama anak. Ongkos segitu pakainya mobil pabrik di daerah sekitar sini. Jadi kita nebeng. Cuma ya tetap bayar. Kalau pakai angkutan umum seperti elf lebih mahal. Belum kebutuhan lain-lainnya. Penghasilan bersih sekitar Rp80 ribu, dibagi dua sama anak (Jaenudin, red),” tuturnya, sambil terus memisahkan daun jati dari tangkainya. Daun jati yang nenek Tarini kumpulkan, merupakan permintaan dari pengepul di Kecamatan Jamblang. Tidak ada usaha lain yang bisa dijalankan nenek yang mempunyai satu cicit itu. Pendidikan rendah dan usia yang renta, menjadi alasannya bekerja serabutan. Karena kondisi yang sudah menua, suami nenek Tarini, Karto (59) hanya bisa membantunya memisahkan lembar demi lembar daun jati dari tangkainya. Meski dengan penghasilan yang terbilang cukup dan mencukupi, rumah sederhana di Blok Pejagan Asem, Desa Kedungbunder, Kecamatan Gempol, menjadi saksi kebahagiaan keluarga besar tersebut. Sekitar 500 meter dari rumah Tarini, warga yang juga bekerja sebagai pencari daun jati adalah Mustari (30). Sejak pukul 03.00 WIB hingga terik matahari, Mustari hanya dapat mengantongi keuntungan bersih Rp20 hingga 40 ribu saja. Uang itu digunakan untuk mencukupi kebutuhan keluarganya, dengan satu orang anak dan istri yang sedang mengandung. Diakui Mustari, dalam usaha pencarian daun jati, terkadang dirinya bertemu hewan buas. Yang mengenaskan, kerapkali pencariannya tidak membuahkan hasil sama sekali. “Kadang nggak dapat sama sekali. Kalau gitu rugi di ongkos. Kesulitannya ya karena banyak hewan, seperti ular. Disengat kalajengking juga pernah,” pungkasnya. (ade)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: