Gerald Cotten Pendiri Bursa Uang Virtual Meninggal, Bitcoin Rp 2 Triliun Hangus

Gerald Cotten Pendiri Bursa Uang Virtual Meninggal, Bitcoin Rp 2 Triliun Hangus

Gerald Cotten, pendiri bursa uang virtual termasuk Bitcoin atau cryptocurrency Quadriga CX, menuliskan surat wasiat 12 hari sebelum kematiannya. Berdasarkan dokumen pengadilan, dalam surat wasiat itu dicantumkan sejumlah aset-asetnya yang bernilai jumbo. Cotten, yang berkebangsaan Kanada ini meninggalkan aset dalam Bitcoin dan aset digital lainya senilai C$190 juta dan dilindungi oleh kata sandi yang tidak diketahui. Cotten menandatangani surat wasiat dan perjanjian terakhir pada 27 November 2018. Dia menyerahkan semua asetnya kepada istrinya, Jennifer Robertson, dan menjadikannya pelaksana untuk tanah miliknya, ungkap dokumen tersebut. Perusahaan memiliki 363.000 pengguna terdaftar, dengan 92.000 di antaranya memiliki saldo rekening dalam bentuk tunai atau cryptocurrency, menurut arsip pengadilan. Cotten adalah satu-satunya pemilik dan direktur perusahaan. Cotten (30 tahun) meninggal pada 9 Desember 2018 karena komplikasi akibat penyakit Crohn di Jaipur, India, menurut pernyataan tertulis Robertson dan pernyataan kematian dari J.A. Snow Funeral Home di Halifax, tertanggal 12 Desember. https://twitter.com/coindesk/status/1091412803125157888 Pasangan Cotten dan Robertson yang tinggal di pinggiran Halifax di Fall River, Nova Scotia dan tidak memiliki anak. Surat wasiat Cotten menguraikan banyak aset yang dimilikinya, termasuk sejumlah properti di Nova Scotia dan Kelowna, British Columbia, mobil Lexus, pesawat terbang, kapal pesiar Jeanneau 51, serta anjing cihuahua miliknya, Nitro dan Gully. Dia juga mewariskan poin frequent flier dan poin reward ke Robertson. Dia memiliki rekening di Bank of Montreal. Perusahaan tidak dapat menarik aset digital senilai C$190 juta dalam bentuk Bitcoin, Litecoin, Ether dan token digital lainnya untuk pelanggan mereka, dan tidak dapat membayar C$ 70 juta dalam bentuk tunai kepada klien.

Ironisnya, kematian Gerald Cotten, 30 tahun, bos mata uang digital cryptocurrency Quadriga, meninggalkan setumpuk masalah terhadap perusahaan yang didirikannya. Seperti dilansir dari kantor berita CNN, Cotten membuat perusahaannya Quadriga diambang krisis keuangan dan harus berutang triliunan rupiah kepada nasabah. Hal ini terjadi lantaran perusahaan tak bisa mengakses komputer milik Cotten yang menyimpan data nasabahnya. Padahal dalam perangkat tersebut tersimpan dana nasabah dalam bentuk mata uang digital sebesar US$ 145 juta atau hampir Rp 2 triliun. Quadriga adalah perusahaan mata uang digital asal Kanada yang didirikan Cotten. Pihak perusahaan mengatakan usai kematian pendiri sekaligus direktur utamanya,perusahaan kesulitan mengembalikan dana nasabah dan terancam krisis. Istri Cotten, Jennifer Robertson mengatakan suaminya menyimpan data nasabah di komputer jinjingnya. \"Sayangnya saya tak tahu password maupun kata kunci lainnya,\" ujarnya. Cotten meninggal akibat terserang penyakit chron yang menyerang usus. Ia tewas setelah berlibur ke India bersama sang istri. Untuk menjamin keamanan dana nasabah uang digital dari serangan para peretas atau hacker, Quadriga menyimpannya dalam sistem yang dikenal dengan nama cold wallet. Cotten hanya satu-satunya orang yang memiliki akses ke cold wallet. \"Selama berminggu-minggu kami telah bekerja keras untuk mengatasi likuiditas kami, termasuk menemukan dan cadangan uang digital di cold wallet, sayangnya upaya ini belum berhasil,\" kata pihak perusahaan seperti dilansir dari situs resmi Quadriga. (*)
   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: