Sanksi AS terhadap Venezuela Bahayakan Harga Minyak Dunia
KARAKAS - Kementerian Perminyakan Venezuela memperkirakan sanksi AS terhadap perusahaan minyak Venezuela, PDVSA, bakal mempengaruhi pasar global secara negatif. Presiden PDVSA, Manuel Quevedo mengatakan, sanksi AS yang dijatuhkan pekan lalu atas perusahaan minyak dan anak perusahaannya di AS, Citgo akan memengaruhi harga minyak pada 2019. \"Apa yang terjadi pada Citgo sama sekali tidak sah. Perampokan yang diupayakan melalui sanksi,\" kata Quevedo, sebagaimana dikutip Kantor Berita Turki, Anadolu. Negara Amerika Selatan tersebut telah diguncang protes sejak 10 Januari, ketika Presiden Nicolas Maduro diambil sumpahnya untuk masa jabatan kedua, setelah pemilihan umum yang diboikot oleh oposisi. Ketegangan meningkat ketika pemimpin oposisi Juan Guaido mengumumkan dirinya sebagai penjabat presiden pada 23 Januari. Tindakan ini didukung AS dan banyak negara Eropa serta Amerika Latin. Sejauh ini Maduro telah menolak untuk mundur dan menuduh AS mendalangi kudeta terhadap pemerintahnya. Sanksi AS, yang diumumkan pada pekan lalu terhadap perusahaan minyak Venezuela, diperkirakan akan menjadi musuh ekonomi bagi Maduro. Banyak ahli mengatakan, uang kontan PDVSA berada di bank AS. Aliran uang kontan Venezuela akan terpuruk karena asetnya seharga tujuh miliar dolar AS terblokir, dan sedikitnya 11 miliar dolar AS dari hasil penjualan minyak akan hilang selama tahun depan. Washington juga menyerahkan kendali atas rekening bank Venezuela di berbagai bank AS kepada Guaido. Sebab, Maduro, yang telah melanjutkan kebijakan sosial mendiang presiden Hugo Chavez, diduga menghadapi kondisi ekonomi suram, dan pemotongan bantuan orang miskin akan membuat dia berada di posisi sulit. Pengambilalihan kendali atas hasil penjualan minyak dari Maduro dan penyerahannya kepada Guaido, serta keputusan untuk menjatuhkan sanksi atas perusahaan minyak adalah tindakan paling radikal yang dilancarkan AS untuk menekan Maduro. Sejak awal krisis di Venezuela pada Januari, Turki telah menjadi pendukung kuat Maduro, dan menyebut jika mengakui Guaido sebagai Presiden tidak demokratis. Selain Turki, Rusia, Tiongkok, Iran, Bolivia dan Meksiko juga mendukung Maduro. (der/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: