Abrasi Ancam Jembatan Gantung Jatitujuh
MAJALENGKA - Keputusan Komunitas Hujan Keruh mengecat jembatan gantung yang menghubungkan Blok Kelewih-Anjun berhasil menarik perhatian masyarakat. Tidak sedikit warga yang datang untuk melihat-lihat atau berswafoto. Tidak hanya masyarakat Jatitujuh, beberapa warga luar Majalengka sengaja datang untuk melihat jembatan itu. Namun sayang, setelah jembatan gantung itu menjadi lokasi favorit pencinta swafoto, kini muncul masalah baru. Permasalahan bukan bersumber dari jembatannya melainkan kondisi di sekitar itu. Tingginya intensitas hujan, berdampak terhadap kondisi tanah di sekitar bantalan Jembatan Gantung. Dalam beberapa hari terakhir, tanah di sana tergerus abrasi. \"Di dekat bantalan sasak (jembatan) di daerah Kelewih kondisinya cukup mengkhawatirkan. Memang tidak secara langsung besar. Tetapi terus-terusan secara kontinyu. Sekarang saja bisa kelihatan ada tanah yang longsor,\" kata Ketua Sanggar Hujan Keruh, Sarpoed, Jumat (15/2). Sarpoed mengatakan jika abrasi berlanjut jembatan gantung terancam putus. Hal itu tentunya akan berdampak terhadap warga sekitar. Padahal jembatan itu merupakan jalan yang digunakan masyarakat Anjun dalam beraktivitas. Begitu juga sebaliknya, tidak sedikit masyarakat Kelewih dan Jatitujuh yang beraktivitas di Anjun. Selain Sasak Gantung, sejatinya masih ada akses lain untuk menuju ke Blok Anjun dan sebaliknya. Namun, mengingat jarak yang lumayan jauh dan kondisi jalan yang tidak baik, masyarakat lebih memilih untuk menggunakan Sasak Gantung. Apalagi, jalan lain di beberapa titik ikut terkna abrasi, karena memang jalan di daerah itu merupakan tebing sungai. Masyarakat berharap BBWS bisa segera melakukan tindakan. Pasalnya tanggul anak Sungai Cimanuk yang menjadi pembuangan air dari Saluran Cipelang Bendung Rentang ini kondisinya sudah sangat memprihatikan. Jangan sampai kejadian rumah warga tergerus abrasi beberapa tahun lalu kembali terjadi. \"Sebelum ada korban alangkah baiknya ada penanganan, entah disender atau apa pun lah, untuk menahana abrasi itu,\" lanjut Sarpoed. Meski hanya terdiri dari 1 RW dan 1 RT, jumlah penduduk di Blok Anjun terbilang cukup besar. Hingga saat ini tercatat tidak kurang dari 90 KK. Sementara jumlah warga sendiri sekitar 300 orang. Kaur Umum Desa Jatitujuh Eman Sulaeman menambahkan hingga saat ini belum pernah ada pengerjaan yang dilakukan untuk mencegah abrasi di daerah itu. Sebelumnya jarak antara Kelewih dan Anjun ini sekitar 15 meter. Sekarang sudah sekitar 30 meter, karena abrasi. \"Selama ini belum pernah ada pengerjaan penyenderan baik oleh BBWS, apalagi instansi lainnya. Secara kewenangan ini masuknya ke BBWS,\" jelasnya. (ono)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: