Melihat dari Dekat Koleksi Ratusan Senjata Tajam Kuno di Kanci Kulon
CIREBON-Hobi tidak bisa diukur. Baik dengan alat ukur yang ada ataupun dengan uang. Hobi pun bermacam-macam. Kadang umum dan lumrah, namun ada juga yang nyentrik dan sedikit antik. Ratusan bilah senjata tajam dan keris terjejer rapi di salah satu ruangan di rumah milik Aan Anwarudin di Desa Kanci Kulon, Kecamatan Astanajapura. Di dalam rumah berlantai dua tersebut, setiap tamu yang datang otomatis disajikan pemandangan golok dan pedang kuno yang berasal dari berbagai wilayah penjuru nusantara, baik dari peninggalan era kerajaan ataupun era kolonial. “Kalau ditotal sekitar 600-an benda antik yang terdiri dari kujang, pedang, golok, keris dan lain-lain. Ada juga dwisula, trisula, pancasula dan lain-lain. Semua saya dapat dari berburu ke berbagai penjuru nusantara,” ujar Aan, kemarin. Tidak semua barang yang ia dapat harus dengan merogoh kocek. Beberapa barang tersebut bahkan ia terima dengan cara tukar koleksi. Pemberian teman, bahkan ada sebagian barang yang ia temukan di sungai dan beberapa tempat lainnya. “Saya kalau lihat barang pertama itu seninya. Lalu ceritanya dan yang terakhir baru harganya. Soal harga bukan persoalan utama. Kalau sudah hobi berapa pun pasti ditebus. Tapi saya jarang membeli, kebanyakan koleksi ini barter antara komunitas lain dan pemberian teman,” imbuhnya. Aan mengaku, sudah lebih dari 10 tahun mengoleksi benda-benda tersebut. Koleksinya pun beragam dari mulai senjata tajam dari Papua sampai Sumatera sudah dia miliki. Namun menurutnya, para pemula yang mempunyai minat menjadi kolektor senjata tajam nusantara, harus benar-benar mengenali dan tahu material bahan yang digunakan. Sehingga, tidak akan tertipu membeli barang bagus tapi palsu. “Ada tips-tipsnya untuk membedakan senjata tajam kuno dan hasil pembuatan modern. Rata-rata senjata tajam yang kuno yang bagus itu materialnya ada campuran dari bahan meteorit. Kelihatan jelas pada bagian ukiran atau pamornya. Jangan sampai tertipu membeli senjata tajam kuno imitasi,” jelasnya. Dikatakan Aan, benda atau senjata-senjata yang mahal itu biasanya berdasarkan kisah atau cerita di baliknya. Jika ada bukti otentik, maka akan semakin mahal dan jadi buruan. Saat ini, ia sedang mencari dan memburu senjata-senjata yang dulu pernah dipergunakan di era kerajaan dan kolonial. Banyak kisah yang melatarbelakangi pembuatan, penggunaan dan hal itu yang paling dicari oleh para kolektor. “Jadi kita bukan ke sisi mistisnya. Misalkan ini bertuah, ada penunggunya atau sejenisnya. Bukan seperti itu. Kita murni koleksi karena hobi dan senang akan seni antik. Terlebih ada kisah dan sejarahnya,” ungkapnya. (dri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: