Jalan Desa Legokherang Rusak Berat, Ganggu Aktivitas Warga
KUNINGAN - Satu-satunya akses jalan penghubung Desa Legokherang menuju Kecamatan Cilebak sudah dua tahun ini rusak berat. Akibatnya aktivitas warga terutama untuk pendidikan, pertanian dan pelayanan kesehatan pun menjadi terhambat. Warga mengeluhkan kondisi jalan yang rusak berat hingga tak lagi ditemukan material aspal yang pernah menutup jalan tersebut. Kondisi jalan yang rusak parah ini memaksa warga harus berjalan kaki untuk menjangkau kecamatan yang jaraknya 4 kilometer. Tak heran setiap pagi dan siang hari, di sana masih terlihat pemandangan barisan pelajar yang berjalan kaki saat berangkat dan pulang sekolah. \"Di sini tidak ada angkutan umum. Jadi kami setiap hari berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki. Berangkat sekitar pukul 5.30 WIB supaya bisa sampai di sekolah sebelum bel bunyi pukul 07.00 WIB,\" ungkap Abdul salah satu pelajar SMP Cilebak saat perjalanan pulang sekolah kepada Radar, belum lama ini. Menurut Abdul, hanya sebagian kecil saja pelajar yang berangkat dan pulang sekolah dengan menggunakan motor. Itu pun hanya mereka yang orang tuanya terbilang mampu bisa membelikan motor untuk anak yang laki-laki. \"Sebenarnya naik motor pun sulit karena jalannya berbatu, dan sangat licin kalau saat hujan. Banyak tanjakan dan turunan curam sehingga sangat berbahaya kalau naik motor, apalagi mobil,\" ujar Abdul diamini temannya Latif. Atas kondisi ini, Abdul dan Latif serta pelajar yang lain sangat berharap kondisi jalan menuju Kecamatan Cilebak tersebut bisa segera diperbaiki. Setidaknya jika jalannya diaspal dan mulus, maka mereka bisa berangkat dan pulang sekolah diantar orang tuanya pakai motor atau menumpang mobil angkutan sayur. Sementara itu, Kepala Desa Legokherang Mulyadi mengatakan, rusaknya jalan tersebut sudah terjadi sejak dua tahun terakhir ini. Sejumlah kejadian bencana tanah longsor di jalur tersebut semakin memperparah kondisi akses jalan menuju Kecamatan Cilebak sehingga banyak warganya yang memilih memutar lewat Kecamatan Subang yang jaraknya mencapai 8 kilometer. \"Jalan ini merupakan satu-satunya akses penghubung para petani menjual hasil panennya, akses pendidikan dan juga kesehatan. Kalau ada warga yang sakit tengah malam, terpaksa harus menunggu pagi. Kalau memaksa, kami khawatir kendaraan mengalami kecelakaan sehingga malah ada korban,\" ujar Mulyadi. Atas kondisi ini, Mulyadi berharap ada perhatian dari Pemerintah Kabupaten Kuningan untuk segera melakukan perbaikan jalan tersebut. Menurut Mulyadi, warga sudah sangat merindukan akses jalan menuju kecamatan bisa mulus lagi yang akan memudahkan mereka untuk menjual hasil panen ataupun harus memenuhi hajat hidup mendapatkan fasilitas pendidikan dan kesehatan dengan baik. \"Karena akses jalan adalah kebutuhan utama kami, untuk bisa berinteraksi dengan dunia luar. Selama ini kami merasa terisolir, karena untuk bisa menjual hasil panen kami harus memutar jauh ke Subang atau harus memaksa melewati jalan yang rusak. Kami berharap kondisi ini bisa secepatnya mendapat perhatian dari pemerintah untuk diperbaiki,\" ungkap Muyadi. (fik)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: