Indramayu Cegah Stunting secara Masif
INDRAMAYU - Pecegahan stunting harus dilakukan secara masif dan terukur serta melibatkan semua pihak. Selain itu dalam penangannya juga tidak main-main. Pasalnya, stunting sangat memengaruhi keberadaan generasi di masa mendatang. Hal tersebut ditegaskan Bupati Indramayu Supendi, ketika memberikan arahan pada acara pertemuan stakeholder cegah stunting, di Hotel Trisula, Senin (25/2). Supendi mengatakan, saat ini Kabupaten Indramayu masih berada di posisi tengah dalam kasus stunting di Provinsi Jawa Barat. Meskipun demikian, pencegahan dan penanganan stunting tersebut harus dilaksanakan secara serius dan maksimal. Karena kalau terus dibiarkan maka dikhawatirkan akan semakin bertambah dan posisi Indramayu bisa saja berada di atas. “Keseriusan dalam pencegahan stunting harus melibatkan semua pihak. Terutama para ASN yang diberikan amanah untuk menjalankan tugas dalam pencegahan stunting. Kita evaluasi setiap waktu, progres intervensi program harus terlihat jelas sehingga ini benar-benar berhasil,” tegas Supendi. Supendi menambahkan, berdasarkan hasil pertemuan berbagai kementerian didapati salah satu penyebab stunting adalah bersumber dari sampah dan pencemaran. Untuk itu, pencegahan stunting harus juga melakukan kampanye kebersihan dan pelestarian lingkungan sekitar. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Deden Bonni Koswara mengatakan, untuk melakukan pencegahan stunting saat ini pihaknya melakukan intervensi di beberapa desa dan kecamatan. Di antaranya Desa Karangmulya, Wirapanjunan, Ilir, Eretan Wetan Kecamatan Kandanghaur, Desa Karangkerta dan Mekarsari Kecamatan Tukdana, Desa Cilandak dan Mekarjaya Kecamatan Gantar, Desa Jayamulya Kecamatan Kroya, dan Desa Karanganyar Kecamatan Pasekan. Selanjutnya, sebagai bukti keseriusan pencegahan dan penanganan stunting, kegiatan intervensi telah dimasukkan rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) Kabupaten Indramayu. Sementara itu, Dokter Spesialis Anak, Rachmat Sentika mengatakan, stunting itu pendek karena gagal tumbuh (faltering growth) yang disebabkan kekurangan gizi kronik dan infeksi yang berulang-ulang. “Dampak bagi penderita stunting yakni mudah sakit, kemampuan kognitif berkurang, berisiko PTM penyakit pola makan, fungsi-fungsi tubuh tidak seimbang, mengakibatkan kerugian ekonomi, postur tubuh tak maksimal saat dewasa, dan sulit lulus SD,” ungkapnya. Pada pertemuan tersebut, dilakukan penandatanganan komitmen bersama cegah stunting di Kabupaten Indramayu yang dilakukan oleh berbagai pihak sebagai tanda pencegahan dan penanganan stunting dilakukan secara bersama-sama. (oet)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: