Pulang Bangga

Pulang Bangga

\"\" 2 Uruguay v Jerman 3 PORT ELIZABETH– Pasukan muda Jerman menutup kiprah di Piala Dunia 2010 dengan manis. Bastian Schweinsteiger dkk merebut tempat ketiga usai menaklukkan Uruguay dengan skor 3-2 di Stadion Nelson Mandela Bay, Port Elizabeth, dini hari kemarin (11/7). Turun tanpa sejumlah pilar yang tidak fit, Jerman leading lewat gol Thomas Muller di menit ke-19. Tapi kemudian Uruguay berbalik unggul melalui gol Edinson Cavani (28) dan Diego Forlan (51). Melalui perjuangan keras di bawah hujan lebat yang mengguyur stadion, Jerman membalas dengan dua gol Marcel Jansen (56) dan heading Sami Khedira delapan menit jelang bubaran. “Ketika dalam keadaan tertinggal, publik bisa melihat kekuatan tim ini. Saya sangat happy melihat mereka berusaha keras membalikkan kedudukan,” ungkap Joachim Loew, pelatih Jerman, seperti dilansir Reuters. “Tim bermental juara selalu mampu bangkit di saat tertekan. Kami mengambil kesempatan itu,” tambahnya. Meski gagal menjadi juara, Loew tetap memuji anak buahnya tinggi-tinggi. Dia juga sangat puas kepada skuad yang terbentuk di tengah keterbatasan tersebut. “Kami tetap puas. Tidak ada alasan untuk kecewa. Setelah kekalahan dari Spanyol di semifinal, semua orang berjuang keras mengatasi kekecewaan, dan bisa bangkit untuk tempat tertinggi yang bisa dicapai. Kami bisa pulang ke Jerman dengan kepala tegak,” lanjut pelatih 50 tahun tersebut. Loew tidak bisa memasang skuad terbaiknya dalam laga tersebut. Di bawah mistar, Manuel Neuer tidak mampu melaksanakan tugas, dan harus digantikan kiper senior Hans Jorg Butt. Bek kanan supertangguh sekaligus kapten Philipp Lahm, plus duet striker berpengalaman Lukas Podolski dan Miroslav Klose juga tidak bisa main. Selain Klose yang kena cedera punggung, semua pemain Jerman diterpa flu berat. Sebaliknya, Uruguay turun dengan kekuatan lengkap. Bek Jorge Fucile dan striker Luis Suarez yang absen akibat sanksi dalam semifinal melawan Belanda sudah tampil. Pun kapten Diego Lugano yang mengalami cedera. Namun, skuad itu belum cukup untuk menahan pasukan compang-camping Jerman yang tampil dengan determinasi tinggi. “Sudah pasti kedua tim menginginkan kemenangan, dan kedua tim punya kesempatan yang sama. Tapi anak-anak ini menunjukkan bahwa mereka sangat pantas mendapatkan tempat ketiga,” papar Loew. “Sebenarnya, tujuan utama kami adalah ke Soccer City (final, Red). Tapi malam ini kami sudah cukup bergembira,” imbuh pelatih yang membawa Jerman ke final Euro 2008 tersebut. Di sisi lain, Uruguay sangat terpukul atas kekalahan tersebut. Menurut defender Jorge Fucile, timnya sudah bermain bagus dan berhak atas hasil yang lebih baik. Bukan saja sempat leading 2-1 hinga menit ke-55, Forlan dkk juga sempat mendominasi awal babak kedua. “Ini hasil yang sangat pahit,” kata Fucile kepada Goal. “Dalam pandangan saya, Jerman adalah tim terkuat di turnamen, dan kami bisa main bagus saat melawan mereka. Kami hampir sempurna, tapi mereka yang mengambil keuntungan dengan mencetak skor di saat yang menentukan. Sebenarnya, kemenangan mereka atas kami sama sekali tidak istimewa,” papar dia. Tapi, pelatih Oscar Washington Tabarez memandangnya secara berbeda. Menurutnya, finis di tempat keempat tidaklah terlalu mengecewakan. Toh, sebelum berangkat Uruguay tidak memasang target terlalu tinggi. Bahkan, bisa lolos ke babak kedua dengan memukul Meksiko dan tuan rumah Afrika Selatan sudah termasuk kejutan. Diakui Tabarez, anak buahnya selalu bermain lepas setiap pertandingan. Maklum, sampai perempat final pun mereka masih dipandang sebagai underdog. Tapi, usai menyingkirkan Ghana melalui drama adu penalti yang kontroversial, mereka pun mulai berani membidik final. Ketika bidikan itu lepas, tak heran kalau anak buahnya cukup terpukul. “Menurut saya, kami sudah mampu mengimbangi Jerman. Anak-anak menyesal karena kami sudah begitu dekat dengan kemenangan. Sepanjang laga, Jerman juga tidak berhasil mendominasi kami. Mereka sama sekali tidak superior,” papar Tabarez, sebagaimana dilansir koran lokal Uruguay La Observa. “Hasil ini memberikan harapan besar buat rakyat Uruguay. Setidaknya, kini mereka tahu bahwa timnas kami tidak jauh lagi selisihnya dengan tim-tim terkuat. Perjalanan kami di ajang ini bakal diingat dan dipelajari generasi selanjutnya,” pungkas eks pelatih AC Milan tersebut. (na)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: