Begini Alasan YLPI Buntet Tolak Kedatangan Cawapres Sandiaga Uno
CIREBON-Buntet Pesantren menolak kedatangan Cawapres 02 Sandiaga Salahudin Uno. Untuk menegaskan penolakan itu, Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Buntet Pesantren mengeluarkan surat resmi. Surat itulah yang pada akhirnya bikin heboh. Surat tertanggal 28 Februari itu ramai dibahas banyak orang. Ketua YLPI Buntet Pesantren KH Adib Rofiudin Iza saat ditemui Radar di kediamannya, Jumat (1/3), mengakui surat tersebut dikeluarkan setelah beberapa kali ada perwakilan tim Cawapres 02 yang mendatangi Buntet Pesantren dan menyebutkan jika Sandi akan berkunjung ke Buntet Pesantren. “Ada utusan yang datang. Baik utusan Pak Prabowo atau utusan Pak Sandi. Tepatnya dua kali ke sini. Dari awal kedatangan, sudah saya sampaikan jika kami memohon maaf belum bisa menerima. Itu saya sampaikan dengan baik-baik dan diterima dengan baik pula oleh utusan itu,” ujarnya. Surat yang dikeluarkan tersebut sebagai langkah akhir yang dilakukan karena pihak Buntet Pesantren melihat utusan tersebut tetap ingin memasukkan Buntet Pesantren dalam rencana kedatangan Sandiaga Uno ke Cirebon. “Saya sampaikan bahwa Buntet Pesantren mempunyai hubungan emosional yang sangat kuat dengan KH Ma’ruf Amin. Selain hubungan dalam organisasi NU, keluarga Buntet Pesantren dan KH Ma’ruf Amin ada hubungan kekeluargaan, di mana kalau dirunut itu masih satu buyut,” imbuhnya. Buntet Pesantren melakukan hal tersebut dengan niat untuk menjaga perasaan KH Ma’ruf Amin. “Menghormati sebagai sesepuh, Rois Aam PBNU, dan saudara-saudara kami dari Pondok Buntet Pesantren,” lanjutnya. “Kami ini mencegah hal buruk terjadi. Menolak kerusakan itu kan lebih baik daripada melakukan kebaikan. Pak Sandi itu silaturahim bagus, tapi efeknya itu yang kita hindari. Ini untuk kemaslahatan bersama,” sambung KH Adib Rofiudin. Ia pun meminta terbitnya surat tersebut tidak dipelintir dan menjadi polemik liar di masyarakat. Dikatakannya, menolak atau menerima itu merupakan hak dari Buntet Pesantren. “Kami pun tidak mencampuri ataupun melarang Sandi berkunjung ke Munjul. Silakan-silakan saja karena itu merupakan hak dan kewenangan kiai-kiai di Pesantren Munjul. Demikian pun ketika Kiai Ma’ruf pernah mendapat penolakan ketika berkunjung ke salah satu pesantren di Garut, kita tidak ikut campur. Karena itu hak kiai dan ulama di sana,” bebernya. Sementara itu, Sandiaga Uno bersikap santai terkait beredarnya surat penolakan dari Buntet Pesantren. Kepada wartawan usai menghadiri deklarasi dukungan advokat dan notaris se-Ciayumajakuning di Hotel Prima, Sandi mengatakan ia tidak ada rencana ke Buntet Pesantren. “Saya tidak ada rencana ke Buntet. Saya sempat mendengar kabar itu (penolakan, red) tapi memang saya tidak ada rencana ke sana,” kata Sandi kepada wartawan. Justru, lanjut Sandi, ia ingin berkunjung ke Pesantren Nurul Huda di Munjul. “Saya hanya ingin berkunjung ke Pesantren Nurul Huda,” kata Sandi. Ia pun meminta pendukung dan para relawan tetap tenang. Ia justru meminta relawan untuk fokus di TPS-TPS saat Pemilu 17 April. “Jangan mudah terprovokasi,” pesannya. (dri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: