Mobil ELF yang Rawan Celaka di Jalan Raya

Mobil ELF yang Rawan Celaka di Jalan Raya

Apa yang pertama kali terlintas ketika mendengar kata ‘mobil ELF?’ Mungkin yang pertama terlintas adalah kendaraan yang sering ugal-ugalan di jalan raya antar kota/antar provinsi, kecelakaan, overload muatan, hingga jalan sulit dan desa terisolir. Beberapa jam lalu, kecelakaan lalu lintas beruntun terjadi di Jalan Raya Beber jalur Cirebon-Kuningan, Minggu (3/3) sekitar pukul 11.50 WIB. Mobil elf nopol E-7787-VB menabrak dua motor dan bangunan kios di Desa Beber, Kecamatan, Beber, Kabupaten Cirebon. Mobio jenis ELF merupakan moda transportasi yang sudah tidak asing lagi. Angkutan ini bisa kita jumpai di kota besar, kota kecil, bahkan sampai ke pelosok-pelosok. Kebanyakan ELF merupakan angkutan umum massal dengan jarak lintas pendek dengan akses yang sulit. Penggunaan ELF kini mulai bergeser sebagai moda transportasi untuk kebutuhan wisata. Tidak jarang, kini banyak ELF-ELF yang dicarter rombongan dengan trayek yang menyesuaikan dengan permintaan penyewa jasa. Lalu, apakah ELF itu? Berdasarkan informasi disiniELF merupakan jenis/seri kendaraan yang diproduksi oleh PT. Isuzu Astra Motor. Mobil ELF juga dikenal sebagai Isuzu N series berjenis truk ringan dan microbus. Pembuatan kendaraan ini diperuntukan sebagai angkutan komersial. Isuzu ELF pertama kali diluncurkan di Indonesia pada 1995. Spesifikasi ELF yang diluncurkan pada 1995 berkapasitas mesin 2800 cc Disel Direct Injection. Mobil ELF yang diluncurkan ini memiliki beberapa seri, yang paling terkenal yaitu Isuzu NHR 55 dan Isuzu NKR 55 Microbus. Tahun 2010, kembali diluncurkan ELF HD 120 PS dengan kapasitas total 4570 cc. Mobil inilah yang sering kita lihat di jalan-jalan antar provinsi. Berdasarkan spesifikasi, Isuzu elf NKR 55 atau yang biasa disebut N-series memiliki seri mesin mobil 4JB1-TC. Daya maksimum mobil adalah 100 ps/3.400 rpm. Mobil ini adalah mobil diesel yang berbahan bakar solar dengan daya tampung tangki 75 liter dengan transisi manual. Rem kaki Isuzu Elf mempunyai hydratic saluran ganda dengan vacuum booseter, sedangkan untuk rem tangan adalah mekanisme expanding di bagian belakang. Ukuran ban depan Single 225/70/R16C dan Ban Belakang Single 225/70/R16C. Mengenal ELF di Jalan Raya Jam operasional ELF terbatas. Terkadang ada trayek ELF yang beroperasi hanya seminggu tiga kali, dua atau tiga kali sehari, ada juga yang setiap hari dan pada jam tertentu. Hal ini biasanya berlaku bagi trayek-trayek ELF yang melewati medan yang ekstrim dengan waktu tempuh yang cukup lama untuk satu kali perjalanan. ELF pun hanya beroperasi hingga menjelang pukul 17.00 WIB. Ada juga ELF yang beroperasi 24 jam. Umumnya, trayek ELF ini merupakan trayek yang melalui jalur utama (baik jalan provinsi maupun jalan kabupaten), antar kota kecamatan yang cukup ramai dan besar. Misalnya Sindangbarang, Bunijaya, Kawali, Sumedang, Garut, Tasikmalaya, Kuningan, Cirebon, Majalengka, Indramayu, Subang, dan Cikijing. Kondisi jalan dan medan yang harus dilalui para supir ELF berpengaruh terhadap cara membawa kendaraan. Jika di medan sulit, sudah tentu tidak bisa seenaknya saja tancap gas atau ugal-ugalan. Bahkan, terkadang harus sabar dan mengalah jika berpapasan dengan ELF atau kendaraan lain. Semakin berat medan yang dilalui, semakin dituntut keterampilan berkendara yang mumpuni. Annisa Hidayati dari Universitas Airlangga meneliti soal analisis risiko kecelakaan lalu lintas berdasar pengetahuan, penggunaan jalur, dan kecepatan berkendara. Temuan dari penelitian ini menunjukkan 43% dari mereka menyatakan pernah terlibat dalam kejadian kecelakaan lalu lintas. Pengetahuan berkendara menjadi faktor terbesar yang memiliki hubungan signifikan terhadap kejadian kecelakaan lalu lintas, kecepatan berkendara dan penggunaan jalur. Penelitian ini menunjukkan bahwa lebih dari setengah total responden yakni sekitar 75% yang berkendara dengan kecepatan > 60 km/jam menyatakan pernah mengalami kecelakaan lalu lintas. Angka ini cukup klop dengan data WHO bahwa pengemudi dengan usia muda yakni 16-24 tahun lebih memiliki kecenderungan untuk berkendara dengan kecepatan lebih tinggi 20 km/jam daripada pengemudi dewasa. Lyndel J. Bates dan rekan-rekannya dalam jurnal yang berjudul Factors Contributing to Crash among Young Drivers yang dimuat dalam Sultan Qaboos University Medical Journal, Oman 2014 juga mengungkapkan kontribusi terhadap tingginya risiko kecelakaan yang dialami oleh pengendara muda adalah usia, jenis kelamin, dan keterampilan mengemudi. Pengendara mobil muda memiliki risiko 5-10 kali lebih besar mengalami cedera akibat kecelakaan di jalan. Mereka memiliki risiko kecelakaan yang lebih tinggi karena kurangnya pengalaman dan kecenderungan mengemudi dalam situasi berisiko tinggi. Selain itu, mereka juga tidak memiliki keterampilan mengemudi, mentalnya tidak dewasa, tidak memiliki kemampuan persepsi risiko, dan menilai keterampilan mengemudinya sendiri. Kelompok laki-laki muda juga memiliki tingkat kecelakaan lebih tinggi daripada perempuan. Terlihat dimana pengendara laki-laki menempuh jarak yang lebih jauh per tahun daripada pengendara perempuan. Laki-laki dari segala usia memiliki tingkat kecelakaan yang lebih tinggi daripada wanita. Namun, perbedaan ini paling besar di antara mereka yang berusia 18-25 tahun.

Salah satu misi besar ASEAN New Car Assesment Program (NCAP)—lembaga swasta penguji kelayakan kendaraan—yakni memicu pabrikan kendaraan untuk meningkatkan kualitas keselamatan produknya. ASEAN NCAP yang terbentuk sejak 2011, berkelanjutan menguji mobil-mobil baru yang dipasarkan di Asian Tenggara, termasuk Indonesia. Mulai 2017, ASEAN NCAP menetapkan standar penilaian lebih ketat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Ada tiga kategori penilaian utama, yakni perlindungan untuk penumpang dewasa (AOP), perlindungan terhadap anak-anak (COP), dan fitur pendukung keselamatan.
Tes yang dilakukan meliputi uji tabrak depan dan tabrak samping, uji mekanisme peranti keselamatan anak, dan kualitas fitur keselamatan aktif. Sejak 2017, pengujian peranti keselamatan aktif menjadi lebih kompleks dan komponennya semakin banyak, meliputi ABS, blind spot technologyseat belt reminderlane departure warning, dan beberapa item lain. Dari hasil pengujian, ASEAN NCAP mengeluarkan penilaian berupa rating bintang. Mobil dengan kualitas keselamatan sangat buruk diberi nol bintang, dan yang terbaik diberi lima bintang. Penilaian tersebut menjadi cara ASEAN NCAP untuk menyadarkan konsumen akan pentingnya fitur keselamatan. Dari sisi perusahaan manufaktur, rating tersebut harusnya menjadi evaluasi untuk bisa meningkatkan jaminan keselamatan kepada konsumen. “Biasanya ada dua macam respons pabrikan (tentang penilaian Asean NCAP). Ada yang bilang sudah ikut regulasi Indonesia, (karena) tidak ada regulasi (fitur keselamatan selain seat belt). Beberapa mencoba memperbaiki, dan ikut tes lagi. Dari tidak ada airbag, ditambahkan airbag,” ujar Sekretaris Jenderal ASEAN NCAP, Khairil Anwar Abu Kassim. (*)
   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: