26 Tahun Lumpuh, Adib Butuh Sumbangan Alat Bantu

26 Tahun Lumpuh, Adib Butuh Sumbangan Alat Bantu

Di usianya yang sudah lebih dari seperempat abad, Muhammad Adib (26), warga Dusun Kliwon, Desa Ciledug Kulon, Kecamatan Ciledug, menghabiskan hari-harinya dengan tertidur dan lemas. Kerusakan saraf otak sebelah kiri, menyebabkan saraf motorik kaki terganggu dan mengalami kelumpuhan. ADE GUSTIANA, Ciledug  JANGANKAN berdiri, untuk duduk saja, Adib meski bersusah payah. Sang ayah bekerja sebagai honorer di pemadam kebakaran. Perbulan, gajinya sebesar Rp1,7 juta. Itu belum dipotong dengan utangnya di salah satu bank. “Minjem ke bank. Tinggal Rp1,2 juta. Jangankan untuk yang lain, makan aja pas-pasan,” ujar ayah Adib, Asep Muslih (50) beberapa waktu kemarin. Sang ayah sangat mengharapkan uluran tangan dari dermawan yang tulus hati ingin membantu untuk sedikit meringankan penderitaan yang diemban Adib sejak lahir. Ya, Adib lahir secara prematur. Sejak usia satu hingga delapan tahun, Muhammad Adib kerap merasakan demam tinggi dan seringkali keluar masuk rumah sakit. Namun begitu, keluarga tetap mengupayakan kesembuhan untuk sang anak. Bahkan, disekolahkan di SLB hingga tamat SMA. Dikatakan Asep, sejak dahulu, Adib tidak pernah mendapatkan bantuan. Salah satu rekan Asep mengatakan, kalau Adib masih ada harapan untuk dapat berjalan. Yakni dengan menggunakan beberapa alat bantu. Di antaranya berupa Alat penyangga leher, sepatu koreksi dan alat bantu berjalan atau walker. “Dua bulan lalu, ada teman saya main ke rumah melihat kondisi anak saya. Katanya, ini masih bisa berjalan. Asal orang tua dan anaknya mau berusaha. Kata teman saya, ini membutuhkan alat bantu,” ujarnya. Atas dasar tersebut, Asep mengajukan permohonon mendapatkan alat bantu kepada Dinas Sosial melalui surat rekomendasi desa dan kecamatan setempat. Dari tiga alat bantu yang diajukan, hanya satu yang berhasil didapatkan. Yaitu alat bantu untuk berjalan atau walker. “Alasan dari Dinas Sosial tidak ada program untuk alat penyangga leher dan sepatu koreksi untuk terapinya. Jadi, yang dikasih hanya alat bantu jalan atau walkernya aja. Saya minta tolong, barangkali ada yayasan sosial atau individu yang bisa membantu, saya mengharapkan bantuan dari mereka,” harap Asep. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: