202 Kasus DBD Empat Meninggal, Dinkes Belum Tetapkan KLB

202 Kasus DBD Empat Meninggal, Dinkes Belum  Tetapkan KLB

CIREBON-Jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) terus meningkat. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon mencatat, minggu ke delapan tahun 2019, sudah 202 orang terserang virus DBD. Sementara empat orang lainnya dinyatakan meninggal dunia. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Cirebon, Nanang Ruhyana mengatakan, meledaknya jumlah penderita DBD itu disebabkan cuaca yang tak menentu. Musim hujan yang diselingi cuaca panas berturut-turut selama tujuh hari, membuat perkembangbiakan jentik nyamuk DBD itu tumbuh subur. \"Lain halnya kalau hujan berhari-hari atau diselingi panas, hanya dua tiga hari saja. Kemudian diguyur hujan lagi, telur nyamuk maupun jentik nyamuk DBD akan hancur,\" ujar Nanang kepada Radar Cirebon, Senin (4/3). Dia mengungkapkan, penyebaran virus DBD yang disebabkan nyamuk Aides Aegypti dari 202 kasus, terbesar ada beberapa kecamatan seperti, Kecamatan Susukanlebak ada 11 kasus, Losari 11 kasus, Desa Kubangdeleg Kecamatan Karangwareng 9 kasus, Desa Sindanglaut Kecamatan Lemahabang ada 12 kasus. \"Itu yang paling besar desa atau kecamatan yang terserang virus DBD. Untuk empat orang yang meninggal itu ada di Kecamatan Dukupuntang dan Desa Sindanglaut, Kecamatan Lemahabang. Tiga di antaranya anak-anak yang usianya 5, 7 dan 9 tahun. Satunya usia 50 tahun,\" terangnya. Nanang menjelaskan, empat orang yang meninggal dunia akibat DBD itu, lantaran telat  dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan. Biasanya, pihak keluarga lebih memilih penanganan di rumah. Sedangkan kondisi fisik korban tidak kuat. Akhirnya, saat kondisi korban makin drop, barulah dibawa ke RS. Sayangnya, tidak ada yang selamat. \"Mereka yang meninggal itu masih di IGD, belum sampai ke perawatan,\" ungkapnya. Menurut dia, meskipun kasus DBD pada minggu ke delapan awal tahun 2019 ini ada 202 orang dan empat orang meninggal dunia belum dinyatakan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). \"Statusnya masih waspada. Belum dinyatakan KLB. Tapi, kejadian ini adalah siklus lima tahunan,\" katanya. Dia menambahkan, antisipasi yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan sudah dilakukan jauh-jauh sebelumnya. Melakukan fogging, Gerakan Berantas Sarang Nyamuk (Gerak) oleh puskesmas, Jumat Bersih sudah rutin dilakukan. Hanya saja, itu semua dikembalikan lagi kepada tingkat kesadaran masyarakat. \"Kalau masyarakat sendiri tidak ada upaya pencegahan, itu akan sia-sia,\" imbuhnya. (sam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: