Korban Kebakaran Kekurangan Lauk Pauk
CIREBON - Dua hari pasca kebakaran, 28 rumah yang hangus terbakar diratakan dengan tanah, kemarin. Sejumlah personel TNI dibantu masyarakat sekitar, merobohkan puing-puing bangunan rumah di kompleks TNI AD Blok C menggunakan peralatan sedanya seperti linggis dan martil. Menurut rencana, Jumat (19/4) hari ini, bangunan akan diratakan kembali menggunakan buldozer. Sejumlah warga bahkan ada yang mencari-cari sisa harta di tumpukan puing-puing bangunan. \"Ya barang kali aja menemukan lagi barang-barang yang masih selamat,\" kata seorang warga. Seperti dilalami Ijah Khadijah (67). Perempuan yang merupakan pensiunan Purwakes Ciremai ini mengaku, menemukan bandul kalung yang terbuat dari bahan emas miliknya. Sebelum kejadian kebakaran, dirinya waktu itu tidak ada di tempat. \"Saya pas kejadian sedang di luar rumah, pas pulang barang-barang sudah habis semua,\" katanya. Ijah mengatakan, sejumlah uang dan perhiasaan, serta barang elektronik lainnya hangus terbakar. Namun, ia dapat menemukan sejumlah perhiasan dari puing-puing tersebut. Seperti bandul kalung yang diperlihatkannya kepada Radar. Sebenarnya, ia sudah pasrah, namun karena penasaran akhirnya ia menyuruh orang untuk mencari barang-barang yang masih mungkin bisa diselamatkan. Ijah pun menuturkan, bandul tersebut masih bisa digunakan. \"Iya ini tinggal beli tali kalungnya saja, walaupun sudah kotor, nanti bisa dibersihkan lagi,\" harapnya. Kepala Dinsosnakertrans Kota Cirebon Jamaludin SSos mengatakan, semua kebutuhan logistik dan dapur umum sudah mencukupi. \"Alhamdulillah dengan bantuan dari berbagai pihak, baik sembako dan pakaian sudah mencukupi,\" katanya. Bahkan untuk pakaian, dinsos sendiri mendapat bantuan dari provinsi. Namun beberapa bahan makanan dan lauk pauk, seperti tahu, tempe, telur dan ikan kaleng masih sangat sulit ditemukan. Barang-barang ini dibutuhkan korban kebakaran untuk makan setiap harinya. \"Korban kesulitan untuk mencari lauk pauk dan peralatan memasak dan makan,\" terangnya. Di samping itu, lanjut Jamal, bahan-bahan perabotan rumah tangga dan peralatan memasak juga masih sangat dibutuhkan. Seperti ember, gelas, piring dan sendal jepit. Ketika ditanya mengenai peran dinsos, Jamal menjelaskan, berdasarkan Perwali No 74 Tahun 2012 tentang Penanggulangan Bencana, koordinator penanganan ada di tangan pemkot melalui sekretaris daerah. \"Tadi Pak Sekda sudah mendelegasikan dinsos untuk memonitoring persediaan logistik dan dapur umum bagi para korban. Untuk koordinator di lapangan kita pusatkan di posko oleh RW setempat. Karena mereka para tentara yang sudah terlatih dengan medan bencana seperti ini. Tugas dinsos hanya memonitoring dan terus berkoordinasi dengan pihak RW, Lurah maupun Camat, Koramil dan Kodim,\" katanya. Pemulihan korban kebakaran, kata Jamal, memerlukan waktu yang relatif, bisa lama bisa juga cepat, tergantung seberapa kuat kondisi psikologis warga. Selain itu, mereka juga sekarang masih memiliki kerabat dan tetangga yang memberikan bantuan dan tempat tinggal. Ketua RW 06 Agus Sumarsiana menuturkan, sampai saat ini bantuan tidak hentinya mengalir ke posko bantuan di baperkam RW 06. Distribusi bantuan sendiri diatur oleh posko kepada para koordinator korban yang telah ditunjuk. Sementara dapur umum bertemapt di lapangan voli, depan masjid Miladul Muttaqin Kesambi. Dapur umum sendiri digunakan warga untuk memasak makanan sehari-hari untuk kebutuhan para korban maupun tenaga sukarelawan. (jml)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: