Atap Tiga Ruang Kelas Ambruk

Atap Tiga Ruang Kelas Ambruk

Dua Kelas Digabung Satu, Ruang Kepala Sekolah Diubah Jadi Ruang Belajar ARJAWINANGUN – Kondisi gedung SDN 2 Karang Sambung, Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon sangat memprihatinkan. Bagian kayu penyanggah dan atap bangunan ambruk, akibat kondisi kayu dan plafon yang rapuh termakan usia. Kerusakan terparah terjadi pada tiga ruang kelas, yakni ruang kelas IV, V, dan VI. Kepala SDN Karang Sambung Khambali SPd melalui guru mata pelajaran Olahraga Sono Wibisono mengatakan, jumlah ruang kelas belajar siswa di SDN Karang Sambung hanya ada lima. Sementara yang mengalami kerusakan tiga kelas. “Jadi hanya dua kelas yang bisa digunakan untuk proses belajar mengajar,” ujar Sono kepada Radar, Jumat (19/4). Akibat kondisi yang sangat memprihatinkan ini, kata Sono, proses pembelajaran tidak dilakukan secara maksimal. Bahkan, semua alokasi pembelajaran dikurangi. Hal tersebut terpaksa dilakukan agar semua siswa bisa mengikuti proses belajar. Seperti dua kelas yang tersisa digunakan untuk siswa kelas I, II, dan III. “Mereka berangkat pagi, untuk kelas satu belajarnya digabung dengan kelas dua. Jadi dalam satu ruangan itu, ada dua kelas yakni kelas I dan II, begitu juga dengan gurunya, tanpa ada skat. Dicampur karena jumlah siswa kelas I hanya ada sembilan siswa, sedangkan untuk kelas II-nya 23 siswa. Untuk kelas tiga ada 17 siswa,” terang dia didampingi penjaga sekolah Mawardi. Lebih jauh Sono menjelaskan, untuk siswa kelas I, II, dan III, proses pembelajarannya dimulai sejak pukul 07.00 sampai 09.00. Sedangkan siswa kelas IV, V, VI mulai mengikuti proses belajar terhitung dari pukul 09.30 sampai 01.30. Padahal efektivitas waktu yang normal mulai pukul 07.00 sampai 13.00 siang. “Tentunya ini sangat tidak efektif, tapi mau bagaimana lagi, masa mereka tidak diberikan pengetahuan,” paparnya. Dijelaskannya,  untuk siswa kelas VI dalam proses pembelajaran dilaksanakan di ruang kepala sekolah. Sedangkan kelas IV dan V kedua ruangan milik kelas I dan II. “Karena tidak ada ruangan lagi ya ruang kepala sekolah dijadikan kelas untuk sementara, karena mereka kelas VI dan ingin melaksanakan ujian nasional bulan depan,” tandasnya. Ditambahkan, selain kondisi bangunan yang sudah tua, pihaknya menduga nyaris ambruknya bangunan SD tersebut diduga proses pembangunan gedung tersebut asal-asalan. Meski demikian, pihaknya berharap agar pemerintah Kabupaten Cirebon dapat segara memberikan bantuan kepada SD Karang Sambung. “Besar harapan, sekolah kami diperbaiki agar mutu dan kualitas pendidikan di SD Karang Sambung menjadi maju dan jadi sekolah unggulan,” tukasnya. Dia menjelaskan, tahun 2012 lalu, SD Karang Sambung sebenarnya mendapat jatah rehab, namun pada ujungnya, batal. “Kita juga tidak tahu apa penyebabnya, padahal kami sudah tiga kali mengajukan ke pemkab untuk mendapatkan bantuan rehab,” pungkasnya. (sam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: