Menikmati Getuk Ubi Ungu
LETAKNYA di pinggir jalan. Kudapan zaman dulu ini sayang untuk dilewatkan. Hanya dengan kecapan lidah, pecinta kuliner diajak bernostalgia dengan aneka hidangan yang sudah jarang ditemukan. Salah satunya adalah getuk boled (ubi) milik ibu Junaeni (40). Boled ini menghipnotis penikmatnya kembali pada tahun 90-an hingga awal tahun 2000. Sajian getuk ubi dibuat menggunakan ubi ungu yang direbus dalam waktu sekitar satu jam. Setelah memuai, ubi ditumbuk dan dibentuk sesuai cetakan. Melengkapi sajian, ketika akan dihidangkan, ubi ditambahkan parutan kelapa dengan sedikit garam sebagai penambah rasa asin. Harga kaki lima rasa bintang lima, cocok disematkan pada makanan ini. Dengan uang Rp 3.000, perut sudah dikenyangkan 1 porsi getuk boled ibu Junaeni. Rasanya? Sudah tidak lagi diragukan. Tekstur khas ubi ungu yang lembut ditambah gurihnya parutan kelapa, membuat penikmatnya tidak bosan untuk terus mengunyah. Makanan ini semakin nikmat disajikan ketika musim hujan seperti sekarang. Minuman hangat seperti kopi dan teh, tidak ayal menjadi pelengkap wajib yang perlu disandingkan. Lokasinya juga tidak sulit untuk dicari, yakni di Jalan Sultan Hasanudin atau tepatnya di depan SDN 1 Tukmudal. Aneka jajanan pasar Ibu Junaeni buka setiap hari senin hingga sabtu pukul 10.00 WIB hingga 17.00 WIB. “Sehabisnya saja, tapi biasanya sih habis jam 5 sore,” ujar Junaeni, belum lama ini. Salah satu penikmat getuk ubi, Rizky mengatakan, selain murah dan mempunyai cita rasa yang khas zaman dulu, jajanan pasar Ibu Junaeni mengingatkannya pada masa kecil ketika duduk di bangku sekolah dasar. “Dulu waktu saya SD sering jajan ini, sekarang nyobain lagi, rasanya juga sama,” ujarnya. (ade)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: