Kelompok Petani Tunggu Aksi Bulog, Berharap Cepat Stabilkan Harga

Kelompok Petani Tunggu Aksi Bulog, Berharap Cepat Stabilkan Harga

CIREBON-Petani di Desa Panguragan Kulon, Kecamatan Panguragan, harap-harap cemas. Pasalnya, harga jual Gabah Kering Pungut (GKP) mengalami penurunan cukup drastis. Mereka menunggu tindakan Bulog untuk kembali menstabilkan harga. Pengusaha penggilingan gabah yang juga Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kecamatan Panguragan, H Amrin mengatakan, Jumat lalu (15/3) , per Kilogram GKP dihargai Rp3.800. Padahal sebelumnya, Rp4.800. Amrin menilai, itu seperti bukan penurunan harga, melainkan pergantian harga. Dikarenakan jumlahnya yang cukup signifikan. “Harga segitu belum panen raya. Sedangkan trend-nya (biasanya), harga gabah setiap panen selalu turun. Akhir bulan ini kalau Bulog belum action (ada tindakan) petani nangis,” ujarnya kepada Radar Cirebon. Jika harga beras sebelumnya mencapai Rp9.400 hingga Rp9.500, kini hanya Rp8.000 saja. Amrin menuturkan, setiap tahunnya harga gabah ataupun beras sudah biasa mengalami kenaikan atau penurunan. Namun, hal itu begitu sangat terasa menjelang pemilihan umum lima tahunan sekali. Terlebih, panen raya tahun ini bertepatan dengan pemilihan umum secara serentak April medatang. Secara tegas, Amrin juga mengatakan, fenomena yang terjadi tidak ada sangkut pautnya dengan dunia perpolitikan di tanah air. “Setiap tahun yang namanya naik dan turunnya harga, sudah biasa. Kalau tidak naik, ya turun. Cuma tidak sedrastis ini. Makanya, kami menunggu Bulog untuk membeli hasil dari para petani. Karena stabilitas harga nanti ada di Bulog,” tuturnya. Salah satu petani, Sutinah berharap, Bulog dapat melakukan pembelian gabah dengan segera. Namun dirinya juga tidak menginginkan harga yang terlalu tinggi. Karena disadarinya, jika Bulog menerima dengan harga tinggi, maka kebutuhan lain juga akan meningkat. “Kalau petani sih pengennya mahal. Cuma kalau pemerintah menaikan HPP (harga pembelian pemerintah), dengan sendirinya harga-harga lain ikut naik. Kalau dinaikan secara signifikan, bukan solusi. Pemerintah harganya berapa pun, yang terpenting jangan memberatkan petani,” harapnya. Pemerintah sendiri, lanjutnya, belum mengeluarkan HPP untuk beras di tahun 2019. Sementara di tahun 2018, HPP beras per kilogramnya adalah Rp8.030. Di tahun 2019 pun, nominalnya tidak akan jauh berbeda. (ade)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: