160 Pengurus-Kader Golkar Ancam Hengkang
Kecewa, Bakar Bendera dan Kaos Bergambar Beringin CIREBON - Ratusan kader Partai Golkar mengancam hengkang dari partai berlambang pohon beringin itu. Ini dipicu merebaknya sejumlah permasalahan di internal Golkar Kota Cirebon yang tidak menemukan ujung pangkal dan solusi. Puluhan massa melakukan aksi keprihatinan di kantor DPD Golkar Kota Cirebon di area bundaran Krucuk Kecamatan Kejaksan, Rabu (24/4). Mereka mengaku kader Golkar yang kecewa dengan kondisi partainya. Dalam aksi tersebut, mereka membakar bendera dan kaos berlambang pohon beringin warna kuning. Padahal, itu lambang kebesaran partai yang berjaya di era orde baru itu. “Ini cara kami mengingatkan Partai Golkar untuk berbenah,” tegas Koordinator Lapangan (Korlap) Dudi Juharno kepada sejumlah wartawan di lokasi, Rabu (24/4). Pria yang juga wakil ketua DPD Golkar Kota Cirebon itu menyebutkan, banyak kader Golkar yang akan mundur. Setidaknya, 160 kader akan mengundurkan diri jika keadaan tidak juga ada perubahan. Selain itu, Dudi menyebut, musuh Partai Golkar adalah orang yang aktif di Partai Golkar, namun anaknya mencalonkan diri dari Partai Nasdem. “Tentu, gerbongnya di Golkar akan dibawa serta ke Partai Nasdem,” ujar Dudi. Hal itu, katanya, mengingatkan akan kalimat yang pernah disampaikan seseorang yang berniat menghancurkan Partai Golkar Kota Cirebon dengan kekuatan uangnya. Saat ditanya siapa yang dimaksud, Dudi tidak menyampaikannya. “Semua orang mengetahui siapa yang saya maksud,” jawabnya. Keprihatinan lain, banyak kader Golkar yang ingin berjuang sebagai calon anggota legislatif (caleg), tidak diberikan ruang. Dudi menduga, ada upaya sistematik untuk menggembosi Partai Golkar. Itu diindikasikan dengan kesemrawutan penetapan daftar caleg sementara (DCS) di KPU Kota Cirebon. Kondisi memprihatinkan tersebut menunjukan, ketidaksiapan Partai Golkar dalam menghadapi agenda penting lima tahunan itu. “Mereka terlalu konsen dengan agenda musdalub kemarin. Kapabilitas mereka terbatas,” tukas Dudi Juharno. Dikatakan, DPP Partai Golkar mengamanatkan musdalub hanya untuk mencari ketua DPD Golkar Kota Cirebon saja, bukan mengganti kepengurusan. Namun, hal itu dilanggar. Sementara, Wakil Sekretaris DPD Golkar Kota Cirebon Agus Sunandar mengatakan, kader yang melakukan aksi ingin aturan yang sudah ada diterapkan dengan baik, termasuk dalam menentukan kriteria caleg. Faktanya, penetapan DCS tidak transparan dan menabrak aturan. “Mereka hanya mengutamakan orang-orang sendiri. Mereka memecah belah kader sendiri,” terangnya. Dijelaskan, syarat menjadi caleg minimal harus sudah menjadi kader dan mengabdi lima tahun tanpa putus. Sedangkan, mereka mengakomodasi caleg yang baru satu bulan aktif dan mengabaikan kader 30 tahun mengabdi di Golkar. “Kader potensial dicoret. Mereka ingin amankan suara sendiri. Mereka takut kalah bersaing,” tukasnya. Jika disebutkan yang mencoret kader potensial DPD Golkar Provinsi Jawa Barat, Agus menilai, itu kebohongan. Sebab, faktanya ada beberapa kader yang direkomendasikan Ketua DPD Golkar Jawa Barat Irianto MS Syafiudin (Yance) yang tidak lolos. Hal ini menunjukkan provinsi tidak ikut aktif. Agus meminta, langkah Partai Golkar dalam menetapkan DCS untuk dievaluasi kembali. Pihaknya segera mengirimkan surat protes ke DPP Partai Golkar terkait kekisruhan di DPD Partai Golkar Kota Cirebon. Langkah tersebut dilakukan untuk menyelamatkan Partai Golkar. “Sekarang semua kader mau pindah rumah. Jumlahnya bisa capai 160 orang,” terangnya. Terpisah, Ketua DPD Partai Golkar Kota Cirebon Toto Sunanto mengatakan, aksi tersebut merupakan wujud demokrasi. Toto mempersilakan seluruh kader menyampaikan protes dan kekecewaan dengan cara elegan. Menurutnya, apa yang telah ditetapkan melalui rangkaian proses panjang dan sesuai aturan yang berlaku. Sementara, Wakil Ketua DPD Golkar Kota Cirebon Lili Eliyah mengatakan, yang meloloskan caleg adalah DPD Provinsi Jawa Barat. DPD Golkar Kota Cirebon hanya mengajukan nama-nama saja. “Tentang pencoretan itu, tanyakan langsung ke DPD Provinsi. Kami hanya menerima putusannya saja,” ucapnya. Sekretaris DPD Partai Golkar Kota Cirebon M Sujud menambahkan, dalam proses musdalub di Bandung semua terlibat. Bahkan ada lima unsur, mulai dari ketua terpilih, DPD Jabar, PK hingga organisasi sayap. Kalaupun ada yang menggugat keabsahan musdalub, sebenarnya musdalub dilaksanakan sudah sesuai dengan aturan organisasi, dan semuanya sudah on the track. Sujud juga menyinggung tentang pembakaran atribut Partai Golkar yang dilakukan kader Golkar. Menurutnya, itu bagian dari sikap emosional akibat ketidakpuasan dengan hasil musdalub termasuk susunan kepengurusan. “Reward and punishment tetap ada, kami masih wait and see dulu. Kalau kekhilafan akan kita sampaikan, apalagi kalau sampai muncul perlawanan, saya sudah kenal lama mereka, itu bagian dari ekspresi. Kalau tidak puas bisa dilakukan secara elegan, kalau tidak puas bisa disampaikan ke Jabar,” pungkasnya. (ysf/abd)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: