Viral Bocah SD Bawa Jagung Berjalan Kaki 3 Jam Demi Ujian Pemantapan

Viral Bocah SD Bawa Jagung Berjalan Kaki 3 Jam Demi Ujian Pemantapan

Tak semua anak Indonesia mendapatkan kemewahan akses pendidikan. Bocah Bali bernama Marianta ini salah satunya. Demi bisa ikut ujian sekolah, dia harus berjalan kaki selama tiga jam dan membawa bekal jagung. Kisahnya pun sontak menjadi viral di media sosial. Cerita tentang Marianta bermula diunggah akun Facebook bernama Andy Karyasa Wayan pada Minggu (31/3) sore. Marianta, sekarang duduk di bangku SD kelas 6 Bunutan, Karangasem, Bali. Kini para siswa SD menghadapi ujian. Andy Karyasa Wayan pun mengunggahnya melalui akun instagramnya, Marianta harus berjalan melewati bukit demi sampai kesekolah mulai viral. https://www.instagram.com/p/Bvq1_H1gVsA/?utm_source=ig_share_sheet&igshid=2c407h8f1oeh   Andy mengatakan bahwa Marinta kini akan menghadapi ujian pemantapan di sekolahnya dan karena sekolahnya jauh ia berangkat kemarin, dan melewati bukit-bukit agar tidak terlambat. “Marianta dan temannya hari ini ujian, tapi karena sekolahnya jauh dan harus lewati perbukitan maka kemarin dia sudah berangkat agar tak terlambat sampai sekolah,” ujar Andy. Ia juga menuturkan bahwa jarak rumah Marianta ke sekolah cukup jauh dan memakan waktu yang lama. “Rumahnya di perbukitan yang aksesnya susah, dia ke sekolah sekitar 2-3 jam jalan kaki. Hari biasa guru di sana bahkan sudah memaklumi jika mereka telat atau masuk dengan seragam kotor, karena kondisinya memang seperti itu,” ujarnya. Karena hal tersebut, Marianta dan dua temannya berangkat lebih awal dan menginap di rumah warga yang dekat dengan sekolah. Marianta pun membawa bekal berupa jagung yang rencananya akan digunakan untuk makan selama menumpang di rumah warga. “Dia menumpang di rumah temannya namanya Gede Sibang. Temannya ini kondisinya juga kurang mampu sehingga mereka bawa bekal sendiri untuk makan selama menumpang,” kata Andy. Andy yang merupakan relawan kemanusiaan perseorangan lantas mengirim sembako untuk keperluan Marianta dan temannya selama menumpang di rumah warga. “Kemarin sudah telfon guru untuk tolong membelikan sembako, untuk kasur segera diusahakan karena akses ke sananya memang susah. Kasihan mereka tidurnya tanpa kasur,” ungkap Andy. Andy berharap dengan viralnya kisah tersebut dapat menjadi perhatian pihak terkait untuk mencarikan solusi yang terbaik. “Kami berharapnya mereka dibuatkan asrama di sekolah, jadi gaperlu pulang pergi setiap hari. Tiap tahun kan ada murid baru jadi cerita seperti ini tak akan berhenti, kasihan yang masih kelas 1, 2 kan masih kecil-kecil,” tutup Andy. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: