Begini Sejarah Kampung Arab Panjunan

Begini Sejarah Kampung Arab Panjunan

CIREBON-Sebelum berubah  menjadi pusat toko elektronik dan minyak wangi, kawasan di sekitaran Jalan Panjunan, Pekarungan, Kolektoran, Pesayangan, dan juga Jalan Pengobongan itu pernah menjadi sentra kerajinan gerabah. Meski perlahan telah berubah, namun satu yang masih menjadi ciri khas kawasan tersebut, yakni masyarakat keturunan Arab atau timur tengah. Tidak mengherankan bila kawasan tersebut sering juga disebut kampung Arab. rupanya kawasan Kawasan yang tepatnya terletak di Kelurahan Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon itu dahulunya adalah sebuah perkampungan dari bangsa Arab . Keberadaan warga keturunan Arab di kawasan ini nyatanya tidak terlepas dari sejarah Cirebon pada masa Sunan Gunung Jati dulu. sebagai daerah yang cukup strategis, Cirebon memiliki pelabuhan besar yang menjadi persinggahan saudagar dari berbagai bangsa. Selain etnis Jawa dan Sunda terdapat pula etnis Tionghoa dan Arab yang turut berperan besar dalam peradaban di kota Cirebon. Adapun yang menjadi bukti kuat kawasan tersebut merupakan tilas perkampungan arab adalah terdapatnya Masjid Merah Panjunan. Uniknya, akulturasi masjid tersebut merupakan gabungan dari tiga unsur budaya, yaitu Arab, Tionghoa, dan Hindu Buddha. Menurut budayawan Cirebon Nurdin M Noor, kedatangan masyarakat Arab ke Cirebon terjadi sekitar abad ke 15. Mereka adalah Syarif Abdurrakhman atau yang lebih familiar dengan sebutan Pangeran Panjunan. Ia datang bersama ketiga adiknya. \"Mereka dahulu diperintahkan oleh ayahnya, Sultan Bagdad, untuk bermigrasi ke Jawa Dwipa atau Pulau Jawa untuk menuntut ilmu,\" ungkapnya kepada Radar Cirebon. Di Cirebon, mereka berguru kepada Syekh Nurjati di Pesambangan Gunung Jati dan diperkenalkan kepada Pangeran Cakrabuana. Setelah disambut dan diterima dengan baik, Pangeran Cakrabuana mengizinkan Syarif Abdurakhman untuk membangun permukiman di kawasan yang sekarang dinamai Kelurahan Panjunan. “Banyak warga Arab yang datang ke Cirebon lalu menetap. Karena itu, wilayah Panjunan menjadi kawasan warga keturunan Arab,” terangnya. Sebagai informasi, nama panjunan sendiri memiliki diambil dari kata anjun yang berarti kerajinan. Karena di kawasan tersebut menjadi tempat pembuatan kerajinan dari tanah liat. Di mana, dahulu Pangeran Panjunan yang pertama kali memperkenalkan masyarakat sekitar pada tanah liat untuk dijadikan sebuah kerajinan seperti gerabah. Masyarakat Arab pun kini telah membaur bersama warga lainnya, seperti masyarakat Sunda, Jawa, dan Tionghoa. Meskipun kawasan tersebut masyarakat keturunan arab telah berbaur dengan masyarakat lainya . Namun masyarakat Cirebon tetap menamai kawasan tersebut dengan sebutan Kampung Arab. Bersanding dengan kawasan di dekatnya yang sering disebut pecinan. (awr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: