Warga dan Pemdes Ujungsemi Geram Dipelintir Kabar Hoax
CIREBON-Warga dan Pemerintah Desa (Pemdes) Ujungsemi, Kecamatan Kaliwedi, Kabupaten Cirebon, geram dengan adanya kabar bahwa ada salah satu warga Desa Ujungsemi yang masih mengonsumsi nasi aking atau nasi basi. Kabar burung itu berawal dari unggahan akun inisial SM di salah satu grup facebook. SM mengunggah foto dengan keterangan yang mengatakan bahwa di peringatan hari jadi Kabupaten Cirebon belum lama ini, masih ada warga Kabupaten Cirebon yang makan nasi aking. “Hari Jadi Kabupaten Cirebon masyarakat miskin masih makan nasi aking (nasi basi). Rezim nasi aking. Masyarakat miskin Ujungsemi, Kecamatan Kaliwedi, Kabupaten Cirebon, makan nasi aking,” tulis lengkap unggahan foto di akun SM pada 2 April, tepat pukul 17.01 WIB. Mengetahui itu, keesokan harinya, Penjabat Desa Ujungsemi Muhammad Idris, memerintahkan perangkat desanya untuk meninjau secara langsung keberadaan warganya sebagaimana yang dimaksud di dalam unggahan. Diketahui, orang tersebut adalah Juneah (51) warga Dusun 01, Desa Ujungsemi. Dikatakan Idris, Juneah adalah seorang warga miskin penerima Program Keluarga Harapan (PKH) dan penerima bantuan program rumah tidak layak huni (rutilahu). Idris sekaligus membantah apa yang disangkakan SM yang seolah-olah membuat sudut pandang bahwa masih ada warga Ujungsemi yang masih memakan nasi aking sebagai makanan pokoknya. “Sudah saya perintahkan perangkat saya untuk melihat secara langsung seperti kabar yang beredar di facebook. Ibu Juneah kesehariannya bekerja memelihara sawah dan perkebunan yang disewanya. Adapun memakan nasi aking, itu bukan makanan pokok atau kesehariannya. Itu kabar hoax,” ujar Idris kepada Radar Cirebon, (4/4). Idris mengaku, sudah menanyakan langsung kepada masyarakat terkait kabar yang beredar mengenai warga Ujungsemi yang masih mengonsumsi nasi aking, saat pengajian masal di kantor Desa Ujungsemi, Rabu (3/4) malam. Katanya, saat itu warga yang hadir juga nampak geram. Idris menduga, peristiwa itu dilakukan salah satu oknum LSM yang mencari keuntungan pribadi. Kaur Kesra Desa Ujungsemi, Abdullah Faqih menegaskan, postingan yang beredar menyangkut harga diri Desa Ujungsemi. Kata Faqih, masyarakat terlebih pemuda Desa Ujungsemi, sudah banyak yang dibuat geram. Faqih juga mengatakan, unggahan SM tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan. Karena Juneah sendiri masih sanggup bekerja dan setiap bulannya menerima bantuan dari pemerintah melalui program PKH. Faqih merasa, hal tersebut janggal. Karena, menurut pangakuan Juneah, saat yang diduga oknum LSM itu mendatangi rumah Juneah, perempuan paruh baya itu diperintahkan melepas kalung emas yang dipakainya. Selain itu, Juneah juga diperintahkan untuk menyembunyikan beras bantuan dan motor yang terpakir di rumahnya. Saat dikonfirmasi di rumahnya, Juneah membenarkan apa yang disampaikan Faqih. Dirinya menceritakan, pada 2 April ada 6 motor dengan lebih dari 10 orang datang ke rumahnya. Dengan dalih, dimasukan ke televisi dalam rangka hari jadi Kabupaten Cirebon. Yang bersangkutan (oknum LSM) menanyakan kegunaan nasi aking tersebut. “Saya bilang untuk dimakan, masa dibuang? Ya memang untuk makan, tetapi bukan menjadi makanan pokok. Hanya sewaktu-waktu saja. Nasi aking direndam dan dikukus setengah jam, dikasih parudan kelapa dan sisiran oncom,” ujarnya. Juneah dan suaminya, Karya (60), bekerja sebagai petani dengan lahan milik desa yang disewanya. Dia memiliki 4 orang anak. Di rumahnya, Dusun 01, Juneah juga tinggal bersama anak-anaknya. (ade)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: