Lokomotif Meluncur tanpa Masinis
Nyungsep ke Sawah, Datangkan Crane dari Cirebon dan Surabaya untuk Evakuasi KENDAL - Sebuah lokomotif tanpa masinis meluncur sendiri dari Stasiun Poncol Semarang hingga Kaliwungu, Kendal yang berjarak sekitar 17,2 km, Minggu (28/4) sekitar pukul 04.20 subuh. Lokomotif bernomor CC 2039816 itu akhirnya terhenti setelah keluar rel dan nyungsep di sawah di Desa Nolokerto, Kecamatan Kaliwungu, Kendal kemarin (28/4). Lokomotif sempat menabrak sejumlah pohon, tiga kandang kambing, dan nyaris menghantam rumah warga. Karuan saja, kejadian itu mengejutkan warga setempat. Apalagi kejadiannya subuh saat sebagian warga masih terlelap. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Informasi Radar Semarang (Radar Cirebon Group) menyebutkan, sebelum kejadian itu, lokomotif bercat putih-merah itu meluncur dengan kecepatan tinggi dari arah timur. Setelah melewati tikungan di Desa Nolokerto, lokomotif tersebut keluar dari lintasan dan berjalan sekitar 200 meter. Lokomotif sempat menabrak sejumlah pohon dan tiga kandang kambing sebelum akhirnya nyungsep ke sawah. Akibat benturan tersebut, sejumlah batu dan lumpur terlempar hingga merusak rumah warga. Praktis, kejadian itu membuat warga kaget dan panik. Apalagi saat kejadian, kebanyakan warga masih terlelap. Namun tiba-tiba dikejutkan oleh suara gemuruh dan benturan keras hingga membuat warga terbangun. \"Begitu saya keluar, tahu-tahu rumah saya sudah rusak terkena serpihan batu dan tanah akibat benturan lokomotif,\" ujar Agus Budi Santoso warga yang rumahnya mengalami kerusakan. Agus menjelaskan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 04.20. Setelah lokomotif tergelincir, kondisi mesin masih menyala sekitar lima menit, baru kemudian mati sendiri. Selang beberapa menit, petugas dari PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) datang ke lokasi kejadian dan menutup bangkai lokomotif tersebut dengan terpal warna biru. Selain rumah Agus, serpihan batu dan tanah juga merusakkan rumah milik Kasno (35) dan Nur Faizah (29). Terlihat atap rumah mereka hancur akibat lemparan batu yang beterbangan. Namun yang paling parah adalah rumah milik Agus. Rumah warga yang rusak kemarin didata oleh petugas PT KAI dan dijanjikan akan diberikan ganti rugi. Manajer Humas PT KAI Daop IV Semarang Surono di lokasi kejadian menjelaskan, lokomotif tersebut berasal dari Stasiun Poncol Semarang. Sedianya lokomotif tersebut akan digunakan untuk menarik KA Argo Sindoro jurusan Semarang-Jakarta yang berangkat sekitar pukul 05.30. Seperti biasanya, sekitar pukul 04.00 lokomotif dipanaskan terlebih dahulu sebelum diberangkatkan. Namun saat dipanasi itu, tiba-tiba lokomotif lepas dan berjalan sendiri. Lokomotif itu mulai meluncur sendiri sekitar pukul 04.05. \"Kejadiannya sekitar pukul 04.00. Sesuai dengan SOP (standar operasional prosedur), kita selalu mengadakan persiapan lokomotif sebelum pemberangkatan. Saat dipanasi itulah tiba-tiba lokomotif meluncur sendiri,\" jelasnya. Surono mengaku, saat kejadian itu, petugas sudah berupaya menghentikan laju lokomotif. Namun kondisi kontur rel ke arah barat yang menurun, menjadikan laju lokomotif tanpa masinis tersebut bertambah cepat. \"Kita tidak tahu lokomotif akan berhenti di mana. Langkah awal yang kami lakukan adalah membersihkan jalur dari KA agar lokomotif tersebut bisa bebas berjalan. Pas melewati tikungan di sini (Nolokerto, Kaliwungu, red) lokomotif keluar jalur dan masuk ke sawah,\" katanya. Menurut Surono, hingga kemarin penyebab kejadian tersebut masih dalam penyelidikan pihak depo Poncol. Adapun besar kerugian yang ditanggung, pihaknya belum bisa memastikan. \"Yang jelas, lokomotifnya tidak begitu rusak,\" paparnya. Berdasarkan informasi yang dihimpun Radar Semarang, lokomotif tersebut meluncur tanpa masinis ke arah barat dengan kecepatan melebihi rata-rata. Setelah melewati Stasiun Jrakah dan Mangkang, akhirnya lokomotif itu anjlok di KM 17 + 200 meter. Lokomotif keluar dari rel berjarak sekitar 15 meter, sehingga tidak sampai mengganggu perjalanan kereta api lainnya. Untuk mengevakuasi bangkai lokomotif tersebut, kemarin PT KAI mendatangkan dua crane dari Cirebon dan Surabaya. Beratnya lokomotif mencapai 300 ton ini mengharuskan untuk ditarik menggunakan dua crane. Menurut Surono, selama proses evakuasi, perjalanan kereta api di jalur Pantura tersebut akan dihentikan hingga lokomotif berhasil diangkat. \"Rencananya lokomotif ini akan dibawa ke Balai Yasa Tegal,\" jelasnya. Hingga kemarin sore, lokomotif tersebut belum bisa dievakuasi. Pasalnya, crane dari Surabaya belum tiba di lokasi kejadian. Sementara crane dari Cirebon sudah tiba di Stasiun Kaliwungu kemarin siang. (mg1/aro/ce1)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: