Hektaran Padi Siap Panen Roboh Disapu Hujan

Hektaran Padi Siap Panen Roboh Disapu Hujan

CIREBON-Akibat hujan dan angin yang belakangan melanda wilayah Cirebon, membuat hektaran sawah di Desa Rawagatel, Kecamatan Arjawinangun, rebah atau roboh. Hal itu membuat harga jual gabah basah menurun drastis. Salah satu penggarap padi asal Desa Rawagatel, Munadir mengatakan, harga jual gabah yang rebah per kilogram berada di angka Rp3.000. Sementara untuk yang normal Rp3.800. Padi yang rebah, kata Munadir, terpaksa harus dipanen sesegera mungkin agar tidak mengalami kebusukan. Selain harga yang menurun, lanjutnya, pengolahan padi yang rebah ketika belum waktunya panen, lebih sulit. Beras yang dihasilkan juga memiliki kualitas rendah. Namun diakuinya, hasil panen musim sekarang tergolong bagus. “Karena padi kalau roboh tidak mau mengisi (tumbuh kembali, red). Penghasilan juga otomatis berkurang. Padi yang sudah miring ditambah hujan dan angin akhirnya ya roboh,” kata Munadir kepada Radar Cirebon, (8/4). Lanjutnya, padi yang roboh akan berpengaruh kepada beras yang akan berwarna kehitaman. “Kalau roboh mengolahnya juga lebih susah. Dari mulai ngarit (memotong padi, red) hingga dimasukan ke mesin juga susah kalau roboh mah,” paparnya. Petani lainnya, Johan mengatakan, padi yang roboh di sekitar lahan pertaniannya berusia mendekati masa panen. Katanya, robohnya padi sudah berlangsung sekitar 1 minggu. Senada dengan Munadir, Johan menuturkan, hasil pertanian yang kala itu dipanennya tergolong bagus. Dengan hasil 1 bahu, bisa mencapai 5 ton bahkan lebih. “Kalau di sini (lahan pertaniannya, red) memang sudah waktunya panen. Kalau yang roboh itu sudah berlangsung sekitar 1 minggu. Walaupun hasilnya bagus, harganya menurun karena memang tradisi setiap panen seperti itu,” terangnya. (ade)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: