Panen Bagus, Harga Gabah Anjlok

Panen Bagus, Harga Gabah Anjlok

INDRAMAYU – Petani di wilayah Pantura Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, mengeluhkan rendahnya harga Gabah Kering Pungut (GKP) yang saat ini hanya berkisar antara Rp3.600-Rp3.800 per kilogram. Harga tersebut terbilang sangat rendah bila dibanding musim panen raya padi sebelumnya yang mencapai Rp4.200 sampai Rp4.500 sekilo. “Jika dibandingkan tahun lalu, harga gabah musim panen sekarang anjlok,” ucap Ketua Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Kandanghaur, Waryono Batak kepada Radar, Senin (8/4). Dia menyayangkan rendahnya harga gabah yang tak sebanding dengan hasil panen yang menurutnya cukup bagus. Dia mencontohkan lahan panen seluas 1 hektare mampu menghasilkan gabah sekitar 7 ton. Karena itu anjloknya harga gabah, membuat petani di wilayahnya kelimpungan. Sebab, hasil penjualan gabah belum dapat mencukupi untuk menutup biaya operasional. Mereka terancam tidak bisa kembali menggarap sawah saat musim tanam gadu nanti. “Yang paling terkena dampak itu buruh tani sama petani penggarap. Jangankan buat modal tanam musim gadu, untuk menutup utang saja belum tentu mencukupi,” keluh Waryono. Melihat kondisi itu, pihaknya mendesak agar pemerintah melalui Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) segera turun tangan untuk segera menstabilkan harga.  Pemerintah bisa memerintahkan Perum Bulog meningkatkan serapan gabah petani sebelum harganya terus merosot. Terlebih, Menteri Pertanian (Mentan) RI, Amran Sulaiman telah meminta Perum Bulog untuk melakukan penyerapan gabah guna mendorong peningkatan harga gabah di Kabupaten Indramayu yang tengah jatuh karena tengah berlangsung panen raya di semua wilayah. Sesuai instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi), penyerapan gabah petani harus di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp4.010 per kilogram. Meski merespons positif instruksi presiden itu, Waryono tetap menyayangkan kenapa baru disampaikan saat musim panen padi berlangsung. “Seharusnya satu atau dua bulan sebelum panen raya. Kalau sekarang, kadung gabah petani dijual ke tengkulak,” katanya. Waryono menambahkan, sampai saat ini pihaknya belum melihat upaya dari Perum Bulog untuk melakukan penyerapan gabah petani khususnya di wilayah Kecamatan Kandanghaur. “Belum ada. Jika bulog turun tangan setidaknya bisa membuat harga terangkat, tengkulak juga akan menyesuaikan harga beli minimal sesuai HPP,” tandasnya. (kho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: