Plafon Gedung Setda Pemkot Ambruk karena Rembesan Air, PNS Harus Pakai Helm ke Kantor

Plafon Gedung Setda Pemkot Ambruk karena Rembesan Air, PNS Harus Pakai Helm ke Kantor

CIREBON-Belum genap enam bulan ditempati, Gedung Sekretariat Daerah (Setda) mengalami kerusakan interior. Bagian plafonberbahan gipsum ambrol terkena rembesan air. Para pegawai pun khawatir dengan kejadian ini. “Besok-besok ke kantor harus pakai helm,” ujar salah seorang aparatur sipil negara (ASN) Pemerintah Kota Cirebon yang bertugas di Gedung Setda. Menurut dia, kerusakan interior ini cukup mengganggu. Di beberapa ruangan terlihat cukup serius. Bahkan Sekretaris Daerah Drs H Asep Deddi MSi, belum menggunakan ruangan di lantai 3, karena kerusakan serupa. Namun, ruangan sekda yang dimaksud kemarin tidak dapat diakses. Dengan diantar petugas keamanan setempat, wartawan koran hanya dapat memantau kerusakan di tiga lantai. Dari delapan lantai gedung, plafon yang ambrol berada di lantai 4, 5 dan 7. Terlihat langit-langit lantai bolong dan bekas gipsum yang sebagian belum dibersihkan. Plafon di lantai lainnya terlihat masih normal. Hanya saja di lantai 2 bekas rembesan air terlihat di plafon. Ini menandakan air dari lantai 8 sudah merembes mencapai hampir ke lantai paling bawah. Di beberapa lantai, ambrolnya plafon gipsum sudah tidak terlihat lagi, karena sudah dibersihkan. Begitu juga lantai yang sudah tidak ada bekas rembesan. Mungkin sebelumnya sudah dibersihkan oleh staf atau ASN yang menempati ruangan yang plafonnya ambrol. Asisten Daerah Bidang Pemerintah dan Kesejahteraan Rakyat Drs H Agus Mulyadi MSi menjelaskan, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) dan pihak kontraktor telah meninjau langsung kondisi Gedung Setda. Sedangkan Ambruknya plafon sendiri terjadi pada Senin malam (8/4). Bidang Cipta Karya serta kontraktor juga sudah meneliti penyebab rembesan air yang meruntuhkan sebagian plafon gipsum di tiga lantai. Mereka menginventarisir bagian mana saja yang terdampak. \"Secara keseluruhan, inspeksi gedung juga dilakukan. Bukan hanya bagian ruangan atau lantai yang ambrol saja, tapi lantai lainnya juga diperiksa secara detil,\" kata Agus. Dari hasil inspeksi, pria yang akrab disapa Gus Mul ini memperoleh kesimpulan sementara penyebab rembesan air. Rembesan itu berasal dari air yang ditampung dalam 5 tangki di lantai 8. Ada instalasi pipa (plumbing) yang menyambungkan dan mengalirkan air ke setiap lantai di bawahnya. Plumbing tersebut, diyakini tidak mampu menahan tekanan air. Sehingga ada sambungan yang rusak atau terlepas. Akibatnya, air merembes ke lantai di bawahnya. Rembesan air itu jatuh ke plafon yang terbuat dari gipsum. Sedangkan gipsum sangat mudah menyerap air, dan karena itu gipsum bertambah berat, keemudian terjadilah plafon itu ambrol. Jadi, ambrolnya plafon bukan karena Gedung Setda bocor dihantam hujan angin. Tapi karena sambungan pipa dari tangki air yang tidak mampu menahan tekanan air. Disampaikannya, ada lima penampungan air  yang masing-masing berkapasitas 5 ribu liter. Jadi tekanan air 25 ribu liter dari lantai 8 yang membuat plumbing terlepas, airnya merembes ke lantai di bawahnya. Untuk itu pihaknya segera memerintahkan kontraktor untuk mengganti semua plumbing. Tentunya dengan yang lebih kuat dari sebelumnya. Agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali. PUPR juga sudah diintruksikan untuk mengawasi langsung pekerjaan kontraktor. \"Informasinya hari ini kontraktor sudah mulai proses perbaikan. Tapi sebelum itu, kontraktor menyiapkan dulu material untuk memperbaiki bagian yang rusak. Jadi hari ini bukannya tidak ada pekerjaan perbaikan, tapi kontraktor sedang menyiapkan bahan-bahannya dulu,\" tandasnya. Kontraktor Gedung Setda dari PT Rivomas Pentasurya, hingga berita ini diturunkan belum merespons permintaan konfirmasi. (gus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: