Jelang Puasa, Pemerintah Impor Daging Kerbau dari India, Jumlahnya Sekitar 6 Ribu Ton

Jelang Puasa, Pemerintah Impor Daging Kerbau dari India, Jumlahnya Sekitar 6 Ribu Ton

JAKARTA-Menjelang bulan Ramadhan, sebanyak 6 ribu ton daging kerbau asal India telah masuk Indonesia. Total kuota impor daging kerbau tahun ini sebanyak 100 ribu ton. Impor daging kerbau asal India dilakukan untuk mengantisipasi kebutuhan memasuki di bulan Ramadan tahun ini. \"Sekitar 6 ribu ton sudah masuk dari kuota 100 ribu untuk 2019. Impor berikutnya akan dilakukan secara bertahap,\" ujar Kepala Bagian Humas Perum Bulog Firmansyah di Jakarta. Lantas impor berikutnya kapan dilakukan? Firmansyah belum bisa menjawabnya, karena harus melihat kebutuhan dahulu baru dilaksanakan impor. \"Kuota 100 ribu. Jadi (impor) secara bertahap, sesuai dengan kebutuhan,\" ucap Firmansyah. Sementara Ketua Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Teguh Boediyana, mengungkapkan sejak era Presiden Soeharto dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menggalakkan impor daging sapi, bukan daging kerbau. \"Itulah yang mendorong kabinet SBY menyusun program swasembada daging sapi 210 dan swasembada daging sapi 2014. Sayang program yang telah menelan APBN sekitar Rp10 triliun itu gagal total,\" ujar Teguh kepada Fajar Indonesia Network (FIN)/Radar Cirebon Group. \"Di akhir pemerintahan SBY impor daging sapi masih sekitar 50 persen dari kebutuhan nasional, yakni sekitar 250 ribu ton,\" tambah Teguh. Diakui Teguh, siapapun presidennya sejak dahulu selalu memperhatikan daging sapi dan stok daging impor ditingkatkan. Namun peternak lokal, kata Teguh, saat ini lebih senang membesarkan sapi jantan ketimbang berternak sapi untuk dijual di pasar. \"Sapi lokal saat ini agak sulit patokannya karena umumnya peternak menyiapkan sapi jantan mereka untuk Idul Adha, karena harga lebih bagus,\" tutur Teguh. Seperti diketahui, belum lama ini Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution memutuskan Bulog untuk mengimpor daging kerbau dari India sebanyak 100 ribu ton. Alasan menjatuhkan pilihan impor dari India, karena neraca perdagangan Indonesia dengan India tercatat surplus tinggi. \"Yang sudah kita putuskan adalah impor daging kerbau saja. 100 ribu ton karena kita dengan India surplus perdagangannya gede,\" kata Darmin. (din/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: