LKNU: Kota dan Kabupaten Cirebon Wilayah Endemik Tuberkulosis
CIREBON - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cirebon bersama LKNU mencanangkan Gerakan Masyarakat (Germas) Hari Tuberkulosis (TB) sedunia di Goa Sunyaragi, Jl Brigjend Dharsono, Kota Cirebon, Jumat (12/4). Kegiatan yang digelar dalam rangka memperingati hari TBC 2019 itu dibuka Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Agus Mulyadi. Acara tersebut diisi sejumlah rangkaian, dari mulai senam TBC, pelepasan burung merpati, pemberian penghargaan bagi kader TBC berprestasi dan mitra kerja, serta lainnya. Acara berlangsung lancar dan sukses. Wasor TBC Dinkes Kota Cirebon, Dian Purbarani, menyebutkan, ditemukan 1.352 kasus TBC di Kota Cirebon. Seluruh kasus itu ditemukan selama 2018 dinkes dan sejumlah mitra kerjanya, di antaranya Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Cirebon. Dian mengakui, temuan terbanyak berasal dari pasien yang berobat ke RSD Gunung Jati, Kota Cirebon. Q\"RSD Gunung Jati kan RS rujukan dari Wilayah III Cirebon, makanya banyak temuan di situ,\" kata Dian Purbarani. Ia mengatakan, dari total temuan kasus TBC itu lebih dari 50 persennya merupakan pasien yang datang ke RSD Gunung Jati. Sementara wilayah terbanyak temuan kasus TBC di Kota Cirebon ialah Kecamatan Harjamukti. Menurut Dian, pada 2018 tercatat sebanyak 72 kasus TBC di Kecamatan Harjamukti. Namun, pihaknya bersyukur karena tingkat keberhasilan penanggulangan TBC di Kota Cirebon mencapai 94,6 persen. \"Alhamdulillah tingkat keberhasilan penyembuhan pasien TBC tinggi,\" ujar Dian Purbarani. Sementara Koordinator SSR LKNU Cirebon, Wahyono An Najih, menilai Kota dan Kabupaten Cirebon merupakan wilayah endemik TBC. Pasalnya, temuan kasus TBC di dua daerah itu tergolong cukup banyak. \"Di dua wilayah Kota dan Kabupaten Cirebon jumlah kasusnya mencapai ribuan. Itu termasuk wilayah endemik TBC,\" kata Wahyono An Najih. Wahyono menyebutkan, berdasarkan data Dinkes Kota Cirebon, temuan kasus TBC selama 2018 mencapai 1.352 kasus. Sementara data Dinkes Kabupaten menyebutkan temuan kasusnya mencapai 4.000-an. Selain itu, kasus TBC juga dinilai menjamur karena penyebarannya merata di tiap kecamatan Kota dan Kabupaten Cirebon. Karenanya, diharapkan seluruh elemen masyarakat Cirebon aktif dan sadar TBC sedari dini. \"Gejala TBC yang paling mudah itu jika batuk disertai dahak selama lebih dari dua minggu, segera periksa ke dokter,\" ujar Wahyono An Najih. Menurut dia, LKNU mempunyai 176 kader TBC di Kota dan Kabupaten Cirebon yang selalu melakukan assesmen di lapangan. Mereka akan mendatangi pasien TBC dan orang-orang sekitarnya untuk mencegah penularan TBC. \"Para kader itu pun selalu bersinergi dengan jajaran dinkes dan luskesmas di tiap kecamatan,\" kata Wahyono. Menurut Kabid Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinkes Kota Cirebon Trimulyaningsih mengatakan, adanya kerja sama di masyarakat tentang TOSS TB (temukan obati sampai sembuh tuberkulosis) sangat penting. Karena menjadikan masyarakat tahu masalah batuk. Trimulyaningsih sangat mengapresiasi peran serta kontribusi ormas sprti LKNU dalam membantu penanggulangan tuberculosis di Kota Cirebon. Karena LKNU dapat membantu melalui aktif case finding, yang mana kader-kadernya turun ke lapangan mendatangi indeks kasus. \"Kader-kader LKNU melaksanakan wawancara terhadap teman sekitar guna memastikan penularan penyakit ini sampai sejauh mana. Ini penting,\" tuturnya. (rls/hsn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: