Monumen Baru Harus Membawa Manfaat untuk Kota Cirebon
CIREBON-Sejak tahun 1987 keluraga pejuang mengharapkan adanya monumen kebanggaan untuk mengenang perjuangan para orang tua mereka. Minggu (10/11) bertepatan dengan Hari Pahlawan 2014 lalu, Walikota Cirebon Drs H Ano Sutrisno MM meletakan batu pertama Monumen Perjuangan. Ketika itu, Ano berkeinginan Monumen Perjuangan Rakyat Cirebon bukan monuman terakhir yang dibangun untuk mengenang jasa pahlawan Kota Cirebon. Ia pun berkeinginan mendirikan Monumen Perjuangan Kapten Samadikun. Yang ketika itu sempat diwacanakan lokasinya di sekitar Pelabuhan Cirebon. Setali tiga uang, di masa jabatannya yang kedua, Walikota Cirebon Drs H Nashrudin Azis SH berkeinginan mewujudkan monumen ikonik untuk Kota Cirebon. Belajar dari pengalaman pendirian monumen sebelumnya, ia menginginkan sesuatu yang berbeda. Monumen tidak sekadar menjadi benda mati untuk memperingati sesuatu. Tetapi harus menjadi manfaat bagi masyarakat. Memberikan wahana berkumpul, harus bisa menjadi ruang terbuka baru. Dikelilingi taman. Sehingga warga nyaman, betah berlama-lama. \"Saya menyadari. Ini akan menghadirkan pro dan kontra. Pembangunan atau keberadaan monumen seringkali dianggap sesuatu yang mubazir. Menghamburkan biaya, tapi tidak menghasilkan keuntungan,\" kata Azis. Menurut dia, kalau kita ditelisik lebih jauh, monumen memiliki fungsi sosial. Ini terkait dengan kemaslahatan masyarakat atau warga sebuah kota. Fungsi sosial dari monumen antara lain, sebagai penanda (landmark). Dengan monumen, sebuah kota memiliki penunjuk, sehingga mudah dilihat, diingat. Seolah kota itu berbicara tentang sejarah, ciri khas, ataupun potensi yang dimilikinya. Membuat orang mengenal sebuah kota lebih jauh, bukan hanya yang kasat mata. Kemudian, fungsi estetika. Monumen tentu akan menambah keindahan kota. Tidak terasa gersang dan jenuh. Yang tidak kalah penting ialah fungsi rekreasi dan komunikasi. Pekerjaan rumahnya adalah mencari lokasi yang cocok, kemudian mengkaji monumen apa yang akan dirikan. Sejarawan Cirebon, Mustaqim Asteja setuju kalau pembangunan monumen itu kembali dilakukan. Salah satu alternatifnya ialah di sekitar Lapangan Kebumen, atau komplek kota tua. Di sekitar itu, banyak cagar budaya bersejarah kawasan monumen Cirebon masa kolonial, bahkan itu bisa dikembangkan jadi objek wisata. Apalagi tempatnya cukup nyaman dan sejuk. (myg)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: