Tahun Depan UNBK Jangan Tiga Sesi

Tahun Depan UNBK Jangan Tiga Sesi

CIRBEON-Kota Cirebon merepkan 100 persen ujian nasional berbasis komputer (UNBK) untuk jenjang SMPN. Namun, format ujian online ini dibarengi beberapa kendala. Selain itu, kekurangan perangkat komputer juga harus dicarikan solusinya. Karena ujian dibagi sampai tiga shift dalam satu hari. Anggota Dewan Pendidikan Prof Dr Adang Djumhur mengatakan, berdasarkan laporan yang diterima, UNBK berjalan dengan baik. Kendati begitu, keterbatasan sarana pendukungnya dirasakan tidak ideal. “Siwa harus dibagi tiga. Ada yang ujian pagi, siang, dan sore. Mungkin itu yang harus menjadi perhatian pemerintah,” katanya kepada Radar Cirebon. Terkait dengan kendala teknis yang dialami di beberapa sekolah, dirinya berharap itu juga menjadi catatan penting bagi pemerintah. Meski hal tersebut menjadi bagian dari proses dan bahan evaluasi dinas pendidikan dalam menyediakan sarana yang memadai. “Bahwa di situ kita dalam posisi dilematis. Kalau kita menunggu sempurna dulu. Mungkin kita baru tahu kekuranganya,” katanya. Ia melanjutkan, dengan segera melaksanakan sesiap apapun keadanya, ke depan akan lebih tahu apa saja yang harus dibenahi. Seperti sarana pendukung dan penguasaan IT yang belum optimal. “Kira kira ke depan, bagian itulah yang mungkin harus mendapat perhatian,” tukasnya. Dalam jadwal UNBK sendiri, ujian dimulai pada 07.30 hingga 09.30 untuk sesi pertama, dilanjutkan 10.30-12.30 sesi kedua dan terakhir 13.30 hingga 15.30. Sejauh ini, jadwal tidak dikeluhkan siswa maupun pengawas. Namun dari pantauan Radar Cirebon di lapangan, selain kekurangan perangkat komputer, masih ada sekolah yang belum memiliki jaringan internet. Misalnya MTsN 2 Kota Cirebon yang melaksanakan ujian mandiri. Sebanyak 167 siswa yang terbagi menjadi tiga sesi, dan menggunakan dua ruangan laboratorium. Sebab komputer yang digunakan untuk UNBK berjumlah 67 unit. Ini merupakan tahun kedua bagi sekolah di Kelurahan Argasunya itu melaksanakan UNBK. Dan di tahun ini juga masih sama. Sekolah memanfaatkan modem dan tethering dari telepon selular untuk terhubung dengan jaringan internet. Kepala MTsN 2 Kota Cirebon Ja\'far Musaddad MPd I menyampaikan, MTsN 2 sebetulnya sudah mengajukan ke pemerintah untuk pemasangan infrastruktur jaringan internet. Usulan ini sudah disampaikan setahun yang lalu, tapi tak kunjung direalisasikan. Beruntungnya, baik tahun lalu maupun hari pertama ujian di tahun ini, tidak ada kendali berarti meski koneksi internet sebatas memakai modem dan tethering. (awr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: