ISIS Jadi Dalang di Balik Insiden Sri Lanka

ISIS Jadi Dalang di Balik Insiden Sri Lanka

KOLOMBO - Serangan bom yang menyasar tiga gereja dan hotel mewah di Sri Lanka disebut sebagai aksi balas dendam terhadap insiden penembakan masjid di Christchurch, Selandia Baru Maret lalu. Menteri Pertahanan Sri Lanka, Ruwan Wijewardene mengatakan, berdasarkan investigasi awal, rangkaian serangan di negaranya merupakan bentuk balas dendam atas serangan teror di Christchurch, Selandia Baru. Pada peristiwa itu, tercatat setidaknya 50 orang tewas dalam penembakan di dua masjid Kota Chrischurch pada 15 Maret lalu. Penembakan terjadi ketika jemaah masjid tengah melakukan ibadah salat Jumat. Serangan di empat masjid dan tiga hotel mewah di Sri Lanka ini juga terjadi saat umat Kristen yang merupakan mayoritas di negara tersebut sedang merayakan hari kebangkitan Yesus. Pemerintah Sri Lanka sendiri menuding kelompok militan lokal, Jemaah Tauhid Nasional (NTJ), sebagai dalang di balik delapan serangan bom tersebut. Namun, mereka curiga NTJ bekerja sama dengan organisasi internasional sehingga dapat melancarkan serangan besar. Sejumlah ahli internasional juga mengatakan, meski serangan dilakukan oleh militan lokal, kelompok itu kemungkinan berhubungan dengan Al Qaidah atau ISIS. Terlebih, aparat Sri Lanka juga sudah menahan satu warga Syria terkait bom Paskah ini. Seorang sumber mengatakan, WN Syria itu ditahan setelah mereka menginterogasi sejumlah saksi warga lokal. Kelompok militan ISIS pun mengklaim bertanggung jawab atas delapan serangan bom beruntun di sejumlah gereja dan hotel mewah di Sri Lanka di Hari Paskah pada Minggu (21/4) lalu. \"Mereka yang melakukan serangan dengan target anggota koalisi pimpinan Amerika Serikat dan umat Kristen di Sri Lanka kemarin lusa adalah militan kelompok ISIS,\" demikian pernyataan yang dilansir dalam media propaganda ISIS, Amaq. Hingga kini, belum ada konfirmasi kebenaran klaim ISIS ini. Selama ini, ISIS kerap mengklaim sepihak sejumlah serangan mematikan di berbagai penjuru dunia. Namun kemudian, klaim itu terbukti salah. Pemerintah Sri Lanka sendiri belum memberikan komentar terkait klaim ISIS atas rangkaian serangan yang merenggut 321 nyawa tersebut. (der/rts/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: