UNBK Tidak Mungkin Satu Sesi, Disdik Belum Merinci Anggaran Laboratorium Komputer

UNBK Tidak Mungkin Satu Sesi, Disdik Belum Merinci Anggaran Laboratorium Komputer

CIREBON–Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) baru saja berakhir. Namun masih jadi perbincangan hangat. Terlebih dengan segala kendala yang menghinggapi dalam pelaksanaannya. Salah satu yang menjadi sorotan adalah kuantitas perangkat komputer di sekolah tidak berimbang dengan jumlah siswa. Ini bisa terlihat dari timpangnya sekolah penyelenggara UNBK Mandiri. Tercatat hanya 22 SMP. Sementara 25 SMP lainnya masih menginduk ke sekolah lain. Meski mandiri, dalam pelaksanaannya, ujian dibagi tiga sesi. Pagi, siang dan sore. Ini juga karena keterbatasan jumlah komputer. Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Drs H Jaja Sulaeman MPd memaklumi hal ini. Juga mengakui sekolah punya keterbatasan dalam pengadaan computer. Sehingga terpaksa dilaksanakan dengan tiga sesi. “Memang masih banyak kekurangan. Tapi pada dasarnya pelaksanaan UNBK tahun ini lebih baik,” ujarnya kepada Radar Cirebon. Sepanjang penyelenggaraan UNBK tiga tahun terakhir, Kota Cirebon mencatatkan peningkatan jumlah sekolah penyelenggara setiap tahunnya. Bahkan tahun ini sudah 100 persen sekolah SMP sederajat menggelar UNBK. Tentu, perkembangan ini sangat signifikan mengingat di tahun pertama baru 7 sekolah yang sanggup UNBK. Tahun berikutnya sekolah sudah melakukan UNBK sebanyak 25 persen dari seluruh sekolah. Namun demikian, untuk mewujudkan UNBK dengan hanya satu sesi, disdik sepertinya ragu. Bahkan merasa berat untuk mencapainya di tahun depan. Jaja menyebut, pemerintah pusat juga masih member peluang untuk pelaksanaan tiga sesi. Ia mengilustrasikan, dengan UNBK hanya satu sesi dengan jumlah siswa 500 orang, berarti sekolah tersebut harus punya  komputer sejumlah murid. Dengan tiga sesi, jumlah komputernya diperkirakan hanya 170 unit. “Susah juga kalau satu sesi. Memang kemampuan sarana di sekolah kita terbatas,” katanya. Terkait anggaran penyediaan komputer di sekolah, Jaja mengaku belum menghitung secara rinci. Namun untuk keperluan ini, anggaran disdik juga tidak bisa sepenuhnya menangani. Sehingga perlu berharap untuk tahun depan, pemerintah baik dari kementerian pendidikan maupun dari pemerintah kota dapat menganggarkan lebih banyak untuk sarana penunjang di sekolah. Apalagi, saat meninjau pelaksanaan UNBK hari Pertama, Sekretaris Daerah, Drs H Asep Deddi MSi berjanji akan membantu sekolah untuk ujian mandiri 100 persen. “Jadi kita bertahap dulu. Mudah-mudahan tahun depan tidak ada yang menginduk,” katanya. Seperti diketahui, untuk UNBK tahun ini terdapat 7.375 siswa SMP/MTs baik negeri maupun swasta. Terdiri dari 6.349 siswa SMP dan 1.026 siswa MTs. Namun, kurangnya sarana pendukung seperti komputer membuat 25 sekolah terpaksa menggelar ujian “menumpang” di sekolah lain. Sementara 22 SMP/MTs sudah melakukanya secara mandiri. Selain itu, pelaksanaan UNBK juga terpaksa dilakukan dengan 3 sesi, yakni pagi, siang dan sore. Sekertaris UNBK tingkat Kota Cirebon Drs Makruf MPdI mengakui, idealnya pelaksanaan UNBK dilakukan dengan satu kali sesi saja. Tetapi untuk tahun depan, targetnya adalah semua SMP melaksanakan UNBK secara mandiri. Tidak lagi menginduk ke sekolah lain. Meski nantinya masih terbagi dalam tiga sesi. “Memang idealnya satu komputer satu siswa. Tetapi semuanya masih proses kesana. Tahun depan yang penting UNBK secara mandiri dulu” tukasnya. (awr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: