Kontraktor Jembatan Kempek Tinggalkan Utang, Sudah Rusak Uang Sewa Genset dan Mesin Las Juga Belum Dibayar
CIREBON- Proyek jembatan gantung di Desa Kempek yang digagas Kementerian PUPR, menyisakan luka. Setelah diresmikan, sejumlah masyarakat yang merasa di “utangi” pelaksana proyek, buka suara. Salah satunya penyedia alat dan jasa las, Sajam (38). Kepada Radar Cirebon, Sajam menuturkan, genset dan mesin las untuk usahanya, rusak setelah dipinjam dan digunakan untuk pembangunan proyek. Hingga saat ini (kemarin), belum ada kepastian kapan akan diperbaiki. Bahkan, uang sewa kedua alat tersebut, juga belum dibayar. Jasa dan besaran uang untuk memperbaiki, ditaksir mencapai jutaan rupiah. Janji akan diperbaiki, selalu “menguap” dengan berbagai alasan. Sedang sibuk melaksanakan proyek lain, menjadi salah satu alasannya. Genset telah dikembalikan dengan keadaan tidak berfungsi. Sementara untuk mesin las, rusak dan belum dikembalikan. Rencananya, hari ini (Sabtu 27/4), pemerintah desa akan memfasilitasi antara masyarakat dengan pelaksana proyek, untuk membicarakan segala piutang yang mereka keluhkan. “Genset dan mesin las dibawa, pas di sana (proyek jembatan gantung, red) rusak semua. Bilangnya mesin las mau diservis, tapi sampai sekarang belum dikembalikan. Genset udah dikembalikan, tapi keadaannya rusak,” terangnya. Sajam dan pihak kontraktor, masih dapat berkomunikasi. Seringnya melalui pesan WhatssApp. Saat menagih janjinya untuk memperbaiki, kontraktor selalu beralasan. “(Kontraktor, red) sibuk terus. Janjinya aja mau diservis,” ungkapnya. Akibat genset dan mesin lasnya rusak, usaha milik Sajam pun terhambat. Dirinya berharap, pelaksana proyek mempunyai niatan baik dan mementingkan apa yang menjadi keinginannya untuk segera memperbaiki peralatan miliknya. “Pengennya sesuai janjinya buat benerin mesin las sama genset. Karena sangat dibutuhkan. Mudah-mudahan pertemuan besok (hari ini, red) ada titik terang dan sewanya juga dibayarkan,” ujarnya. Sebelumnya, Kepala Desa Kempek Imron Rosadi, juga mengatakan pelaksanaan proyek pembangunan jembatan gantung di Desa Kempek masih meninggalkan utang. Jumlahnya, lebih dari Rp35 juta. Menurutnya, utang tersebut merupakan akumulasi dari laporan-laporan masyarakat sekitar yang selama ini belum terselesaikan urusannya dengan pelaksana proyek. “Angkanya cukup besar, sekitar Rp35 juta lebih. Tapi untuk angka pastinya, nanti warganya langsung saja yang menyampaikan. Yang saya tahu, hanya yang sebagian saja yang melapor ke saya,” ujar Imron. Dikatakan Imron, jumlah paling besar adalah utang yang ada di material bangunan dan warung makan serta jajanan. Itu belum ditambah sewa kontrakan dan sewa mesin las yang juga ternyata belum dibayar pelaksana proyek. “Jumlahnya cukup besar untuk warga kami yang di pedesaan seperti ini. Ini saya sampaikan di forum. Maksudnya, agar pemerintah juga tahu apa yang terjadi di lapangan dan bisa disampaikan ke pelaksana proyek agar segera menyelesaikan urusannya dengan warga,” imbuhnya. Dijelaskan Imron, ia tidak mau ada warganya menjadi pihak yang dirugikan dari pembangunan yang dilakukan pemerintah, akibat kelakuan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Ia pun meminta ada langkah dan upaya penyelesaian yang segara dilakukan, agar warganya bisa menerima hak yang selama ini diharapkan. (ade)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: