Peran Perempuan Sangat Vital Cegah Bencana

Peran Perempuan Sangat Vital Cegah Bencana

CIREBON- Penjabat Bupati Cirebon Dr Ir H Dicky Saromi MSc mengungkapkan, perempuan mempunyai peran penting dalam pendidikan kesiapsiagaan bencana. Oleh sebab itu, tema Hari Kesiapsiagaan Bencana tahun 2019 ini, “Perempuan Sebagai Guru Kesiapsiagaan dan Rumah sebagai Sekolahnya”. “Pendidikan paling dini dimulai dari rumah. Untuk itu, peran ibu dan perempuan sangat penting. Sangat tepat jika tahun 2019 ini, kita memilih tema pentingnya peran perempuan dalam kesiapsiagaan,” ujarnya saat menjadi inspektur upacara dalam Hari Kesiapsigaaan Bencana tahun 2019, Jumat (26/4). Perempuan, menurut Dicky, dianggap sebagai sosok yang memiliki kepedulian dalam mengantisipasi bencana. Karena perempuan memiliki sifat melindungi aktif dalam kelompok sosial dan komunitas. Juga sosok pembelajar. Selama ini, perempuan termasuk kelompok yang paling menjadi sorotan karena banyaknya korban bencana akibat kurangnya pemahaman akan risiko dan besarnya keinginan mereka untuk menolong keluarganya. Terlebih lagi secara nasional, bencana alam mengalami peningkatan sangat tajam, sehingga sangat diperlukan peran perempuan. “Tren bencana meningkat pada tahun 2018 lalu. Ada sekitar 2.572 bencana, dengan korban 4.814 orang meninggal dunia. Dan total kerugian mencapai Rp100 triliun,” ungkapnya. Untuk menggalakan kepedulian terhadap bencana alam, maka BPBD menginisiasi Hari Kesiapsiagaan Bencana setiap tanggal 26 April. Ada empat hal yang harus dilakukan dalam kesiapsiagaan bencana alam. Yakni pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan dan peringatan dini. Bahkan untuk mengantisipasi dampak bencana alam, Presiden RI telah mengeluarkan enam instruksi. Yakni, pentingnya menyusun perencanaan pembangunan daerah yang berlandaskan kepada aspek-aspek pengurangan risiko bencana, pelibatan akademisi dan pakar-pakar kebencanaan secara masif untuk memperbaiki ancaman dan mengantisipasi serta menanggulangi dampak kebencanaan. Kemudian, Gubernur atau Bupati menjadi komandan satgas darurat pada saat kejadian bencana, serta Pangdam, Kapolda dan kepala BPBD menjadi wakil komandan Satgas. Selanjutnya, pembangunan sistem peringatan dini berdasarkan rekomendasi dari pakarnya yang dikoordinasi oleh kepala BNPB. “Selain itu, pelaksanaan edukasi kebencanaan yang harus dimulai tahun ini, terutama di daerah rawan bencana kepada sekolah melalui guru dan kepada masyarakat melalui para pemuka agama. Tujuannya, agar melakukan simulasi penanganan bencana secara berkala dan berkesinambungan,” pungkasnya. (den)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: