Harga Bawang Masih Tinggi, Gula Ikut Naik

Harga Bawang Masih Tinggi, Gula Ikut Naik

CIREBON- Menjelang Ramadan sejumlah komoditi mulai merangkak naik. Bawang putih misalnya. Harganya belum rerkendali. Menyusul belakangan gula putih juga ikut mengalami perubahan harga. Salah satu agen bawang putih di Pasar Induk Jagastru, Hari menuturkan, kenaikan harga ini sulit dikendalikan dari tingkatan pedagang. Kenaikan harga karena mekanisme pasar juga tidak bisa dihindari. \"Dari importirnya harga sudah naik. Mau nggak mau kami naikkan harga juga,\" ujar Hari, kepada Radar Cirebon, Minggu (28/4). Ia menuturkan, meski pasokan dari importir tersedia namun ia tak berani memasok bawang putih sebanyak biasanya. Melihat daya beli masyarakat yang turun, pasokan juga dikurangi. Biasanya ia memasok hingga 100 karung. Saat ini ia paling banyak 50 karung. \"Saya mengurangi pasokan karena takutnya nanti harga anjlok. Pernah saya beli banyak, habis itu harga anjlok. Rugi banyak,” ucapnya. Hingga saat ini Hari pun tak memasok lagi bawang putih. Ini dikarenakan daya beli bawang putih sedang jatuh-jatuhnya. Meski begitu bawang putih masih tetap dibutuhkan setiap harinya, karena ini menjadi komoditi utama masyarakat. \"Yang beli ada tapi mereka mengurangi jumlah konsumsi,\" terangnya. Hal tersebut juga dilakukan Kusmayadi salah satu pedagang sembako di Pasar Drajat, turunnya daya beli masyarakat, karena harga bawang putih yang masih tinggi. Menjelang Ramadan beberapa komoditi memang kerap mengalami kenaikkan harga. Sembako saat ini juga mengalami perubahan harga. \"Biasanya pada naik sembako juga. Tapi sekarang ini yang naik gula,” ucapnya. Hingga saat ini di tingkat pasar, bawang putih kunan dijual Rp48 ribu/kg dan Rp60 ribu/kg untuk jenis kating. Untuk gula putih, kenaikannya dari Rp11.500 menjadi Rp13 ribu. Sementara itu, hari ini Senin (29/4) Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia  Cirebon bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) melaksanakan pasar murah komoditas menjelang Ramadan. Diharapkan pasar murah ini membantu meringankan beban masyarakat. Sekaligus menekan harga di pasaran. Kepala KPw BI Cirebon, M Abdul Majid Ikram mengungkapkan, melalui pasar murah ini Bank Indonesia bersama TPID berharap masyarakat tidak perlu khawatir akan stok komoditas yang masih terjaga. Juga harganya masih terkendali. “Masyarakat tetap berbelanja bijak. Jangan numpuk takut stoknya kurang,” ucapnya. (apr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: