Perang Dagang AS-Tiongkok Memanas Lagi

Perang Dagang AS-Tiongkok Memanas Lagi

WASHINGTON - Amerika Serikat meningkatkan perang tarif dengan Tiongkok pada Jumat dengan menaikkan pungutan atas barang-barang Tiongkok senilai US $ 200 miliar. Padahal sebelumnya, diskusi untuk menyudahi perang dagang antara AS dan Tiongkok sempat terjalin. Namun Presiden AS, Donald Trump mengisyaratkan bahwa pembicaraan yang terjalin selama ini terlalu berlarut-larut. Dalam serangkaian tweetnya pada Jumat (10/5), Trump membela keputusannya untuk menaikkan tarif dengan mengatakan ekonomi Amerika akan lebih baik ketimbang membangun kesepakatan dengan Tingkok. Trump, yang telah mengadopsi kebijakan proteksionis sebagai bagian dari agendanya America First, mengeluarkan perintah untuk kenaikan tarif, dengan mengatakan Tiongkok melanggar kesepakatan dengan mengingkari komitmen yang telah dibuat. Kementerian Perdagangan Tiongkok mengatakan, akan mengambil tindakan balasan, tanpa menjelaskan lebih lanjut. Wakil Perdana Menteri  Tiongkok Liu He, Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin berbicara selama 90 menit pada hari Kamis dan diperkirakan akan melanjutkan upaya pada hari Jumat untuk menyelamatkan kesepakatan yang dapat mengakhiri perang dagang 10 bulan antara dua ekonomi terbesar di dunia. Kementerian Perdagangan mengatakan, perundingan terus berlanjut, dan berharap Amerika Serikat dapat bertemu Tiongkok di tengah jalan untuk menyelesaikan masalah melalui kerja sama dan konsultasi. Dengan negosiasi yang sedang berlangsung, Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS memberlakukan bea 25 persen pada lebih dari 5.700 kategori produk yang meninggalkan Tiongkok setelah pukul 12:01 pagi EDT (0401 GMT) pada hari Jumat. Kargo Seaborne yang dikirim dari Tiongkok sebelum tengah malam tidak dikenakan pajak baru selama mereka tiba di Amerika Serikat sebelum 1 Juni. Kargo tersebut akan dikenakan tarif asli 10 persen. Trump memberi para importir AS pemberitahuan kurang dari lima hari tentang keputusannya untuk meningkatkan tarif pada kategori barang senilai US $ 200 miliar. Dia juga mengancam akan mengenakan tarif baru segera. (der/rts/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: