Melihat Mushaf Alquran Kuno dari Daun Lontar dengan Tulisan Tangan Abad 19

Melihat Mushaf Alquran Kuno dari Daun Lontar dengan Tulisan Tangan Abad 19

Sejarah perkembangan Islam ternyata tak lepas dari peran para kiai dan ulama terdahulu yang masuk ke Kabupaten Kuningan. Hal itu dibuktikan dengan peninggalan sejarah perkembangan Islam berupa Mushaf Alquran kuno, yang ditulis tangan sejak tahun 1808 atau Abad ke-19. Seperti apa Mushaf Alquran tersebut? MUSHAF ALQURAN KUNO tersebut terawat dengan baik di Kantor Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (DKP) Kabupaten Kuningan. Tidak sedikit warga ingin mengetahui bentuk dan tulisan mushaf tersebut. Buktinya saban Ramadan, banyak pengunjung yang sengaja datang untuk melihat Mushaf Alquran kuno tersebut. Selain itu, Kantor DKP itu juga terdapat sejumlah peninggalan naskah kuno. Yakni Kitab Gundul, Alquran dan Tafsir Jalalain jilid 2. Naskah kuno berjudul Fathul Qorib ditulis dalam huruf Arab pegon berbahasa Jawa campur Sunda, merupakan salah satu peninggalan KH Hasan Maolani atau dikenal Eyang Hasan Maolani kelahiran Desa Lengkong Kecamatan Garawangi Kabupaten Kuningan (1779-1874). Naskah maupun sampul Mushaf Alquran kuno itu ditulis tangan di atas kertas berbahan daun lontar dengan tinta hitam dan merah. Khusus Kitab Gundul memiliki ketebalan sekitar 10 cm dengan 611 halaman. Saat ini, Mushaf Alquran kuno itu tersimpan rapi dan terjaga aman di lemari khusus Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Kuningan. Bahkan setiap lembar kertas diberi pengawet, agar terjaga keaslian dan terawat sepanjang masa. “Jadi saat itu tahun 2003 ada penelusuran arsip sejarah ke pondok pesantren yang ada di Lengkong Kecamatan Garawangi Kuningan. Lalu bertemu dengan pengasuh pondok pesantren, memohon izin agar dapat disimpan di Arsip Kabupaten Kuningan,” kata Arsiparis di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kuningan Eha Julaeha saat dimintai keterangan persnya, Rabu (15/5). Dia menyebutkan, ada sebanyak lima naskah kuno yang kini tersimpan di dinas kearsipan daerah salah satunya berupa Alquran. “Naskah kuno semuanya tulisan tangan, dan dibuat dari pelepah pohon lontar baik kertasnya maupun sampul depan. Pada 2017 kita melakukan restorasi, sehingga naskah-naskah kuno ini akan lebih awet dalam pemeliharaan,” ujarnya. Sementara itu, Kabid Kearsipan dan Perpustakaan Kuningan Unandi menuturkan, bahwa pemerintah daerah memiliki komitmen untuk memelihara dan melestarikan budaya-budaya bersejarah. Bahkan setiap naskah-naskah kuno bersejarah disimpan rapi dan aman di dalam lemari Roll O Pack. “Nantinya ke depan, naskah kuno maupun arsip-arsip lainnya akan dialih-mediakan dari bentuk fisik ke digital. Jadi masuk di sistem informasi kearsipan, sehingga nanti dapat dilihat langsung dalam website resmi jaringan informasi kearsipan,” terangnya. Diharapkan, adanya digitalisasi ini dapat memudahkan warga maupun pelajar dalam mengakses semua arsip-arsip bersejarah dan ilmu pengetahuan. “Dengan digitalisasi, maka peninggalan yang tidak ternilai harganya ini akan jauh lebih terawat dengan baik. Kemudian juga mudah dalam perawatannya. Di samping itu juga, pengunjung lebih mudah dalam mengaksesnya. Semoga saja rencana digitalisasi seluruh arsip-arsip bersejarah ini bisa terlaksana secepatnya,” pungkasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: