Asongan Prujakan Kembali Demo Pemkot
KEJAKSAN- Perjuangan para pedagang asongan di Stasiun Prujakan belum berhenti. Senin (13/5), ratusan pedagang kembali meluruk Balai Kota. Mereka mempertanyakan keberanian Wali Kota Cirebon Drs Ano Sutrisno MM untuk mengambil sikap dan solusi atas permasalahan yang ada. Kedatangan ratusan pedagang sempat membuat gedung Balai Kota ditutup rapat. Namun setelah melakukan negosiasi, akhirnya sejumlah perwakilan pedagang diizinkan masuk. Namun keinginan mereka untuk bisa bertemu Wali Kota Ano Sutrisno ataupun Wakil Wali Kota Nasrudin Azis tidak bisa terpenuhi lantaran keduanya tidak ada di tempat. Perwakilan pedagang ditemui Sekda Drs Hasanudin Manap MM, Kabag Administrasi dan Perekonomian Drs Agus Mulyadi MSi dan Kabag Humas Agus Sukmanjaya SSos. Perwakilan pedagang, Paryono, meminta kejelasan atas nasib dirinya dan rekan-rekannya yang berdagang di areal stasiun. Dia mengatakan, wali kota harusnya bisa mengambil sikap dan tindakan hingga setidaknya ada solusi yang jelas terhadap nasib para pedagang atas keinginan PT KAI yang mensterilisasi para pedagang. “Apa pemerintah mau kita jadi pengemis semua? Saya tidak mau keluar dari sini, tidak ada solusi lagi. Nasib kami terkatung-katung. Sudah lima bulan ini nasib kami tidak jelas,” ujarnya. Paryono mengatakan, kalaupun pemerintah memiiki solusi untuk memberikan bantuan modal, hendaknya pemerintah juga harus berani untuk meminta tenggat waktu kembali kepada PT KAI hingga bantuan modal itu diterima. Minimalnya, pedagang masih diizinkan berjualan hingga bantuan modal itu bisa didapatkan. “Mau disterilisasikan, tapi belum ada solusinya, besok-besok kami mau makan apa?” lanjutnya. Dia pun mempertanyakan janji wali kota tentang perubahan yang selama ini dilontarkan pada masyarakat, termasuk pedagang asongan. Terlebih, saat kampanye dulu, diakuinya Ano Sutrisno pun sempat berjanji akan memikirkan nasib pedagang. “Mana janji wali kota untuk melakukan perubahan seperti yang diucapkan pada masa kampanye? Saya harus mengadu ke siapa kalau bukan ke bapak-bapak ini? Wali kota di sini tidak bisa menanggapi rakyatnya,” bebernya dengan mimik serius. Senada, Koordinator Pedagang, Naryo, mengaku kecewa karena pemerintah tidak berani mengambil kebijakan lagi untuk memperjuangkan nasib pedagang asongan. Wali kota, kata dia, seolah menjadi penonton yang melihat rakyatnya tertindas. Naryo pun menilai wali kota sekarang tidak seberani wali kota sebelumnya, lantaran wali kota sebelumnya berani menjamin asongan untuk tetap berjualan dengan jaminan jabatannya. “Kami ingin mendengar keberanian wali kota sekarang untuk menjamin rakyatnya agar tetap bisa mencari nafkah,” ujarnya. Sementara Sekda Hasanudin Manap belum bisa menjawab keinginan pedagang asongan yang ingin tetap berjualan. Karena PT KAI, lanjut dia, juga memiliki otoritas tersendiri. Dikatakan, hingga saat ini solusi yang diberikan pemerintah kota adalah mengupayakan bantuan modal dari anggaran hibah dan bansos. Namun dikatakannya hal itu juga masih membutuhkan proses. (kmg)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: