AIS Jawa Barat Berbagi dengan Yatim dan Duafa
CIREBON - Arus Informasi Santri (AIS) Jawa Barat mengisi waktu menjelang buka puasa Ramadan bertajuk \"Ngabuburait Yuk\" berkolaborasi dengan Mandiri Amal Insani (MAI) Foundation. Kegiatan itu untuk menumbuhkan tali perekat antara anggota AIS Jawa Barat dengan masyarakat.
Selain itu, untuk mengembangkan potensi santri untuk dapat bermanfaat bagi bangsa dan agama. Ngabuburit Yuk diisi dengan santunan bersama 100 yatim piatu, pembagian sembako kepada 100 kaum duafa dan lansia serta 100 peserta umum delegasi dari berbagai komunitas dan pesantren di Cirebon.
NgabuburitYuk diselengarakan di Pondok Pesantren Daarul Muttaqin Kota Cirebon, Minggu (19/5) lalu. Ngabuburait Yuk ini dihadiri sejumlah tokoh lokal, perwakilan pondok pesantren dan organisasi kepemudaan yang ada di Kota dan Kabupatan Cirebon.
\"Kegiatan ini diadakan dalam rangka meningkatkan kecintaan dan partisipasi aktif santri dalam bermasyarakat. Merawat nilai-nilai kebangsaan, Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika, serta menyangkal penyebaran paham radikalisme terorisme, intoleransi dan ujaran kebencian di kalangan masyarakat, terutama Santri. Diharapkan melalui kegiatan ini santri dapat mengamalkan ilmu yang didapat di pesantren juga dapat meningkatkan kembali kepekaan sosialnya sehingga dapat memberi manfaat kepada masyarakat,\" ujar Adhia Ahmad Turmudzi dalam sambutannya selaku Ketua Koordinator AIS Jawa Barat.
Sementara itu, Qodrat selaku Manager Program MAI memperkenalkan pada masyarakat Cirebon yang hadir, bahwa MAI merupakan lembaga yang dilahirkan di lingkungan Bank Mandiri. MAI adalah lembaga amil zakatnya Bank Mandiri.
“Alhamdulillah kita bisa bersilaturahmi di kegiatan ini. Banyak pejabat di negara kita ini yang asal muasalnya dari santri, oleh karena itu jangan pernah merasa malu menjadi santri. Jangan pernah lelah untuk belajar terus agar bisa menjadi santri yang bisa membangun dan memakmurkan negeri,” tuturnya.
Qodrat juga mengomentari tentang AIS. Menurutnya, Arus Informasi Santri keren, karena diisi kalangan milenial semua. \"AIS harus memiliki peran untuk mendigitalisasikan pesantren-pesantren yang berada di daerah supaya berkembang,” tukasnya. (rls)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: