392 Guru di Majalengka Ikut Seleksi PPG Kemenag

392 Guru di Majalengka Ikut Seleksi PPG Kemenag

MAJALENGKA-Kementerian Agama Kantor Kabupaten Majalengka, melaksanakan seleksi Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam jabatan tahun 2019. Kegiatan tersebut diikuti oleh 392 guru yang telah lulus seleksi administrasi Simpatika dan diangkat menjadi guru sampai dengan 31 Desember 2015. Tempat Uji Kompetensi (TUK) dalam pelaksanaan PPG tahun 2019 ini dilaksanakan di dua tempat. Pertama, di MAN 1 Majalengka dengan jumlah peserta 172 orang yang dibagi kedalam dua sesi. Kedua, di MAN 2 Majalengka yang diikuti oleh 220 peserta yang terbagi dalam 3 sesi. Kepala Kemenag Kabupaten Majalengka DR H Yayat  Hidayat  MAg mengatakan, program seleksi PPG ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas guru. Menghasilkan guru yang bersertifikat pendidik, serta meningkatkan mutu pendidikan. Dengan kegiatan ini untuk memantapkan madrasah sebagai lembaga pendidikan yang hebat bermartabat. Sehingga pendidikan madrasah bukan lagi lembaga pendidikan kasta dua tapi sudah menjadi pilihan utama masyarakat. “Kami ingin mewujudkan  lembaga pendidikan madrasah hebat dan bermartabat,” katanya didampingi Kasi Madrasah H Saepullah MAg. Sementara itu Seksi PD Pontren Kemenag Kabupaten Majalengka menggelar Bimtek Penguatan Data MDTA tahun ajaran 2018/2019, bertempat di Aula KPRI Hikmah Majalengka, Senin (20/5). Kegiatan yang diikuti oleh sekitar 70 peserta tersebut menjadi ajang yang tepat untuk menghasilkan data Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) yang lengkap, akurat, bukan data hoax. Pada kesempatan tersebut Kepala Kemenag Yayat Hidayat menyoroti pentingnya data sebagai basis bagi pengambilan suatu kebijakan. Menurutnya, mendapatkan data yang kuat dan akurat itu bukanlah perkara mudah, butuh kerja ekstra. Ia berharap kegiatan tersebut bisa menghasilkan data yang kuat dan akurat. Pasalnya hal ini akan menjadi pijakan dalam mengambil keputusan. \"Selama ini data menjadi kendala, banyak data yang tidak valid dan tidak sinkron, dan pastikan data itu sesuai dengan kondisi objektif, tidak dibuat buat atau dikarang,”  ujarnya. Diakuinya, tidak bisa dipungkiri, jika data menjadi sangat penting ketika data tersebut dijadikan sebagai bahan pijakan dalam mengambil sebuah kebijakan. Ini akan menjadi data otentik dalam penyusunan rencana yang akan datang, dan menjadi pedoman untuk penganggaran, serta untuk pengambilan kebijakan strategis lainnya. (ara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: