Minggu Keempat Ramadan Diprediksi Inflasi 0,47 Persen

Minggu Keempat Ramadan Diprediksi Inflasi 0,47 Persen

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) memprediksi inflasi bulan Ramadan berada di kisaran 0,47 persen. Prediksinya, inflasi terjadi pada minggu keempat Mei 2019.

Gubernur BI, Perry Warjiyo menyebutkan, inflasi ini disebabkan oleh kenaikan beberapa komoditas bahan pangan, di antaranya cabai merah, bawang putih, daging ayah dan telur ayam.

Sementara, lanjut Perry, ada beberapa komoditas yang mengalami deflasi seperti beras, tomat sayur dan angkuta udara yang minus 0,01 persen.

“Tarif angkutan udara ini merespons ketentuan pemerintah tentang tarif batas atas (TBA) yang ditetapkan beberapa waktu lalu,” ujar Perry di Jakarta, Jumat (24/5).

Dia menjelaskan, bahwa secara tahunan atau year on year (yoy) angka inflasi berada di kisaran 3,1 persen. Artinya angka tersebut lebih rendah dari rata-rata selama tiga tahun terakhir.

“Sekarang sampai Minggu keempat inflasi lebih rendah lagi yakni 0,47 persen secara bulanan,” tutur dia.

Untuk menekan posisi inflasi turun hingga di kisaran 31 persen pada 2020, pihaknya terus memperkuat koordinasi kebijakan di tingkat pusat dan daerah serta BI.

“Dengan demikian dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang kuat, berkesinambungan, seimbang, dan inklusif,” ucap Perry.

Selain itu, pemerintah juga melakukan strategi melalui empat kebijakan utama (4K) terkait Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif.

“Hal itu demi menjaga inflasi dalam kisaran sasaran, terutama ditopang pengendalian inflasi volatile food maksimal di kisaran 4-5 persen,” papar Perry.

Strategi lainnya, lanjut Perry, yakni melalui Peta Jalan Pengendalian Inflasi Nasional 2019-2021, kebijakan ditempuh dengan memberikan prioritas kepada Ketersediaan Pasokan dan Kelancaran Distribusi, yang didukung oleh ekosistem yang lebih kondusif serta ketersediaan data yang akurat.

Terpisah, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Nailul Huda menilai salah satu keberhasilan pemerintahan sekarang ini adalah pengendalian inflasi.

“Pada empat tahun pemerintahan, inflasi selalu bisa dijaga di angka 3 persen. Hal ini bagus bagi ekonomi karena menjaga daya beli masyarakat serta menjaga daya saing dengan negara lain,” ujar Huda kepada Fajar Indonesia Network (FIN), Jumat (24/5).

Huda mencatat, inflasi pada bulan Ramadan sejak beberapa tahun terakhir memang terkendali. Pada tahun 2014, inflasi Ramadan sempat menyentuh angka hampir 1 persen secara bulanan. Tahun ini hanya 0,47 persen,” ucap Huda.

Menurut Huda Inflasi akan meningkat setelah Lebaran nanti. Hal itu disebabkan karena THR, baik swasta maupun PNS. Artinya daya beli atau konsumsi masyarakat naik.

“Inflasi nampaknya akan meningkat pasca lebaran atau pada bulan depan,” pungkas Huda. (din/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: