KTNA Usul Pompaniasi dan Sumur Pantek
INDRAMAYU-Jebolnya tanggul SS Kandanghaur BKHR 4 yang mengakibatkan ribuah hektare tanaman padi terancam gagal panen, membuat Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) prihatin. Wakil Ketua KTNA Kabupaten Indramayu, H Sutatang mengungkapkan, jebolnya tanggul SS Kandanghaur BKHR 4 beberapa hari lalu, sangat berdampak terhadap pasokan air petani di wilayah Kecamatan Kandanghaur. Menurutnya, jika kondisi itu tidak diatasi secepat mungkin, potensi terjadinya gagal panen akan dialami petani wilayah tersebut. Apalagi, kata Sutatang, saat ini sudah masuk musim kemarau. “Kemarin (Selasa, red) dapat laporan dari kelompok di wilayah tersebut, di Kecamatan Kandanghaur terancam gagal panen diperkirakan seluas dua ribu hektare jika tidak teratasi,” ungkap Sutatang, Rabu (12/6). Diungkapkan Sutatang, dari 2000 hektare sawah yang berpotensi besar terkena dampak kekurangan air dan berpotensi gagal panen, terjadi di beberapa desa yakni, Desa Karangmulya, Desa Karanganyar, Desa Wirakanan, dan Desa Wirapanjinan. Untuk itu, lanjut Sutatang, petani bersama kelompok tani, serta instansi lainnya sudah melakukan penanganan dengan memasang tanggul sementara, karena jika tidak diatasi imbas bisa ke wilayah lainnya. Menurut Sutatang, persoalan kekeringan itu, bisa teratasi lewat pompanisasi saluran pembuangan, mengingat pasokan air yang terbatas dari bending rentang. Untuk itu, Sutatang meminta agar pemerintah menyalurkan bantuan pompa air kepada petani di wilayah Kandanghaur sehingga persoalan air bisa teratasi. “Paling solusinya pompanisasi dan pembuatan sumur pantek. Kalau bisa debit air dari rentang untuk wilayah Indramayu baik itu dari Saluran Induk Sindupraja dan Cipelang ditambah,” ujarnya. (oni)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: