Tajug Ingsun Mulai Digulirkan – Aksi Cat Musala, Program Baru Radar Cirebon Group
CIREBON- Radar Cirebon Group kembali menggulirkan program baru yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Kali ini adalah program Tajug Ingsun; atau kegiatan bersih-bersih musala. Target dari program ini adalah membersihkan (cat serta perbaikan keran, red) musala. Sasarannya musala-musala yang ada di Kota/Kabupaten Cirebon. Selasa lalu (28/5), edisi perdana kegiatan ini berlangsung di Musala Al-Barokah Desa Setupatok, Blok Karangdawa, RT/RW 01, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon. \"Ini edisi perdana. Sampai akhir tahun (Desember, red) sasaran kita adalah sekitar 30 sampai 35 musala di Kota/Kabupaten Cirebon,\" ujar GM Radar Cirebon, Toto Suwarto. Toto menambahkan, program Tajug Ingsun merupakan kegiatan positif yang selaras dengan identitas daerah Cirebon sebagai kota wali. Artinya, sambung dia, Radar Cirebon Group ingin turut serta mempertahankan identitas Cirebon sebagai kota wali melalui program Tajug Ingsun. Sementara itu, tim Tajug Ingsun yang turun melakukan pengecetan disambut antusias masyarakat Desa Setupatok, Blok Karangdawa, RT/ RW 01. Puluhan orang mulai dari anak-anak hingga orang dewasa berbondong-bondong ke musala dan menyaksikan kegiatan tersebut. Sebagian di antara mereka juga ikut mengecat musala, bahkan ada yang menyiapkan makanan ringan (gorengan dan minuman) untuk disantap bersama-sama. Ketua RT 01, Watam, mengaku bangga karena desanya dikunjungi tim Tajug Ingsun. \"Kami gak nyangka didatangi tim Tajug Ingsun. Kami mengucapkan terima kasih kepada tim Radar Cirebon Group yang telah datang dan mengecat musala kami,\" ujar Watam. Watam menjelaskan, Musala Al-Barokah sudah berdiri sejak puluhan tahun silam. Sejauh ini, kata Watam, dana untuk renovasi selalu mengandalkan swadaya masyarakat. “Kondisinya memang masih sangat sederhana. Kalau ada perbaikan, ya warga swadaya. Makanya ini kami senang karena dicat oleh tim Radar Cirebon Group,” ucapnya. Ditambahkan, Musala Al-Barokah tidak hanya digunakan untuk salat lima waktu. Selama ini, dalam seminggu sekali selalu diadakan pengajian dengan jamaah warga setempat. Jika Ramadan, sambung dia, jamaah akan meluber hingga keluar. Ke depan, dia berharap kegiatan pengecatan atau perbaikan musala-musala terus dilakukan agar syiar Islam tetap berjalan. (rsd)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: