Gubernur Ajak Ulama Jaga Persatuan dan Kesatuan

Gubernur Ajak Ulama Jaga Persatuan dan Kesatuan

BANDUNG – Sebagai lembaga yang berpengaruh, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, punya harapan besar kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI). Dia berharap, MUI untuk turut berperan menjaga kondusivitas daerah melalui edukasi dan fatwanya. “Saya mengajak MUI dan seluruh masyarakat untuk mempererat tali persaudaraan dan persatuan,” katanya saat menghadiri silaturahim Idul Fitri 1440 H MUI Jawa Barat di Hotel Lingga, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, kemarin pagi (17/6). Menurutnya, masalah Indonesia saat ini hanya satu. Yakni, mudahnya masyarakat terpapar isu yang menyebabkan perpecahan. Maka, peran MUI sangat berpengaruh dalam mewujudkan Jawa Barat yang aman, termasuk dalam mendidik masyarakat menyikapi isu sensitif yang menyebar di berbagai media. “MUI Jabar dapat menjadi jembatan mediasi dan informasi terhadap masyarakat mengenai nilai-nilai ke-Islaman agar tercipta suatu negeri yang baldatun toyyibatun warabbun gofur (negeri yang subur, makmur, adil dan aman),” tuturnya. Perpecahan, lanjut Ridwan Kamil, menguras waktu masyarakat yang terlalu banyak. Padahal, Indonesia telah memiliki syarat menjadi negara maju dengan catatan kondusivitas tetap terjaga. Untuk itu, Emil, sapaan Ridwan Kamil, meminta masyarakat fokus pada hal yang konstruktif dan membangun. “Saya titip kepada ulama, tolong kirimkan pesan kepada masyarakat, pilihan duniawi bisa berbeda, tapi urusan ukhuwah, kita tetap bersama. Hal itu supaya kita menjadi negara maju dan adidaya,” ungkapnya. Ajakan gubernur langsung direspons positif oleh Ketua MUI Jabar, Rachmat Syafei. Pihaknya mengajak para ulama untuk lebih meningkatkan pengertian dan koordinasi dalam pelaksanaan tugas harian. Sebab,  saat ini ada tiga tantangan besar bagi para ulama Jabar. Pertama, menangkal hoax yang dapat mengganggu kondusivitas. Kedua, melestarikan sumber asli Alquran agar tidak keliru dengan kesepakatan yang sudah disepakati. Tantangan ketiga, memberantas narkoba dengan pencegahan, pembinaan, dan rehabilitasi. \"Inilah tantangan bagi ulama agar umat bisa mengarahkan emosinya,\" kata Rachmat. (jun)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: