Sepi Peminat, SMAN 1 Kaliwedi Hanya Diisi 23 Pendaftar

Sepi Peminat, SMAN 1 Kaliwedi Hanya Diisi 23 Pendaftar

CIREBON - Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMAN 1 Kaliwedi, kurang diminati pendaftar. Hingga hari terakhir pendaftaran Sabtu (22/6) kemarin, baru terkumpul 23 siswa dari kuota PPDB sebanyak 140 orang. Tidak adanya transportasi umum menuju sekolah yang berlokasi di Desa Guwa Kidul, Kecamatan Kaliwedi, Kabupaten Cirebon itu, disebut menjadi salah satu faktor yang melatarbelakangi. SMAN 1 Kaliwedi sendiri, tergolong Unit Sekolah Baru (USB). Jarak dari pangkalan angkutan umum menuju sekolah, lebih dari satu kilometer. Sehingga, para calon siswa lebih memilih sekolah-sekolah di zona yang sama yang terhubung dengan transportasi umum seperti SMAN Gegesik dan SMAN Arjawinangun. Wakil Kepala SMAN 1 Kaliwedi Bidang Kurikulum, Sutrisno menjelaskan, hingga hari terakhir PPDB, Sabtu (22/6) kemarin, jumlah calon siswa yang sudah mendaftar tercatat baru 23 orang. Itupun lebih banyak diisi oleh calon siswa dari wilayah Kecamatan Panguragan. Sedangkan pendaftar dari warga sekitar sekolah, hanya beberapa saja. \"Di hari terakhir ini yang mendaftar baru 23 calon siswa. Padahal kuotanya 140 orang. Pendaftar dari pribumi (warga sekitar, red) sendiri minim,\" ungkap Sutrisno. Minimnya pendaftar, terjadi karena tidak adanya transportasi menuju sekolah. Sejumlah calon siswa yang berada di zona tersebut, lebih memilih mendaftar di sekolah dengan zona yang sama, yakni di Kecamatan Gegesik dan Arjawinangun. Sutrisno mencontohkan, calon siswa yang berada pada radius 3 kilometer sesuai ketentuan sistem zonasi, seperti dari Desa Warga binangun dan sekitarnya, lebih memilih mendaftar ke SMAN Gegesik atau Arjawinangun yang lebih jauh. \"Karena dalam sistem zonasi itu mengatur 75 persennya adalah jarak, harusnya diberlakukan,\" tukasnya. Namun demikian, lanjut Sutrisno, sistem zonasi dinilai tepat untuk pemerataan siswa. Jarak yang diterapkan dalam sistem tersebut sudah sesuai untuk mendukung pemerataan. \"Sudah bagus. Hanya itu saja, transportasi menuju sekolah tidak ada,\" terangnya. Sementara, untuk menambah pemenuhan kuota yang sudah ditetapkan, khusus untuk USB, pemerintah memberi kebijakan perpanjangan waktu PPDB selama satu minggu. SMAN 1 Kaliwedi masuk dalam kategori zona D yang meliputi Kecamatan Arjawinangun, Gegesik, Kaliwedi, Susukan, Panguragan, Kapetakan dan Krangkeng Kabupaten Indramayu. Saat ini, kondisi SMAN Kaliwedi juga masih memprihatinkan. Minimnya fasilitas yang dimiliki membuat sekolah tersebut tidak ada kemajuan. Bahkan, sebagian besar status guru di sekolah tersebut juga masih honorer dengan gaji mengandalkan SPP siswa. Dengan minimnya jumlah siswa, praktis membuat pembayaran gaji guru honor tersendat. \"Status guru di sini masih honor, semuanya ada 16. Itu pun 6 bulan gaji mereka belum dibayar. Kalau yang honor dari provinsi cuma ada 2 guru. Sedangkan total jumlah siswa ada 133. Tahun ini yang keluar (lulus, red) ada 45 siswa,\" ungkapnya. Sebelumnya, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Jabar Wilayah X Kota/Kabupaten Cirebon dan Kuningan, Dewi Nurhulaela menyebutkan, rata-rata sekolah yang ada di wilayah kerjanya terus mengoptimalkan proses penerimaan PPDB. Menyikapi perihal kasus adanya pendaftar yang memakai domisili ‘bodong\', Dewi mengaku pihaknya belum menerima ikhwal kasus tersebut. Lantaran, jauh hari sebelum proses PPDB digelar, pihaknya rutin melakukan sosialisasi kepada kepala sekolah. Bahkan, sosialisasi juga dilakukan kepada sejumlah stakeholder terkait, hingga kepada orang tua siswa dan unsur pemerintahan di tingkat bawah masing-masing zonasi. \"Memang masih ada segelintir calon siswa yang memaksakan. Namun kami hanya mengacu kepada aturan karena aplikasi yang ada tetap menolak. Makanya, yang menolak itu bukan pihak sekolah tapi sistem. Meski demikian, kita terus layani dan mencoba berikan pemahaman karena itu semua terintegrasi dengan aturan dari pemprov,\" ungkapnya. (ade)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: