UGJ Cirebon Penelitian di Indramayu, Kembangkan Tanaman Bawang Merah

UGJ Cirebon Penelitian di Indramayu, Kembangkan Tanaman Bawang Merah

INDRAMAYU- Fakultas Pertanian Pascasarjana Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) Cirebon, melakukan penelitian tanaman bawang merah di lahan seluas 1 hektare di Desa Bunder, Kecamatan Widasari, Kabupaten Indramayu. Dosen Magister Pertanian Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) Cirebon, Amran Jaenudin mengatakan, penelitian yang dikembangkannya merupakan hibah dari Kemenristek Dikti untuk peningkatan produktivitas dan efesiensi produksi tanaman bawang merah yang diuji dengan dua tahap percobaan. “Dua tahap percobaan pertama yakni percobaan kombinasi dari ukuran umbi, dari besar, sedang, dan kecil dikombinasikan penggunaan pupuk KCL dengan 50 kg, 100 kg, dan 150 kg per hektare,” ucap Amran. Hal itu dilakukan, kata Amran, untuk melihat pertumbuhan dan produksi hasil dari ukuran umbi mana yang paling bagus dan baik untuk dikembangkan. Karena, lanjutnya, besaran umbi berkaitan dengan kebutuhan bibit per hektare akan sangat mahal jika harus menggunakan umbi ukuran besar. “Jika cukup dengan ukuran kecil namun hasilnya maksimal petani bisa efesiensi kebutuhan bibit,” ujarnya. Kedua, jelas Amran, percobaan kombinasi dengan 3 kultipar bibit bawang yakni tuktuk, santren, dan lokananta. Semainya dikombinasikan dengan penggunaan guano sampai 5 taraf mulai dari 250 kg, 500 kg, 750 kg, 1.000 kg, dan 1250 kg per hektarenya. Hal itu dilakukan, kata Amran, untuk mengetahui kebutuhan pupuk dari 3 kultipar bawang merah, sehingga dapat diketahui kultipar mana yang pertumbuhannya baik dan hasil produktivitasnya paling tinggi dengan biaya yang efisien. “Potensi bawang merah dinyatakan bagus apabila hasil produksinya 10-12 ton per hektare. Tetapi pada lahan percobaan kami per petak ukuran 2,4 meter persegi mendapatkan hasil panen 5 kg, sehingga bisa menghasilkan 20 ton per hektare dalam kondisi basah, sedangkan kering diperkirakan 15 ton  per hektare, hal itu sudah sangat bagus,” ujarnya. Amran berharap, dengan percobaan ini bisa menguntungkan petani, dan pemerintah bisa memberikan informasi pasar, dan informasi tanam dari berbagai daerah sehingga petani bisa mempunyai dinamika untuk pengembagan tanaman. Sementara itu, Sekmat Widasari, Wiyat Suyatno menuturkan, hasil percontohan bawang merah yang memperoleh hasil di atas rata-rara menjadi angin segar bagi petani bawang merah di wilayah Kecamatan Widasari. Sehingga, dengan perlakuan yang sama diterapkan selama percobaan bisa menjadi rekomendasi bagi petani bawang merah. “Mudah-mudahan penelitian dan percobaan ini, bisa jadi rujukan bagi petanu bawang karena petani di Indramayu khususnya di Widasari, bukan hanya padi tapi ada bawang meskipun tidak banyak,” harapnya.. Sedangkan, Ketua KT Tani Bhakti II H Surakman mengungkapkan, percobaan pengembangan bawang merah di lahannya merupakan kerjasama antara Fakultas Pertanian program Magister Pertanian Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon, untuk mengetahui penggunaan besaran umbi dan 3 kultupar bibit bawang yang dikombinasikan dengan penggunaan pupuk KCL dan Guano. “Hasilnya sangat memuaskan. Ini akan jadi bahan rujukan saya, ketika tanam bawang merah,” katanya. (oni)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: