Jabar Akan Melesat dengan Sistem Digital
BANDUNG – Menjadi provinsi digital, merupakan visi Jawa Barat selama 5 tahun ke depan. Oleh sebab itu, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat akan mendigitalisasi segala aspek, termasuk dalam hal pengaduan dan penanganan pungutan liar. \"Hari ini adalah bagian dari cetak biru Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, berupa layanan untuk menangkis hal-hal negatif seperti pungutan liar. Karena kita punya cita-cita, soal digital akan dikebut dalam segala aspek,\" kata Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil saat memberikan sambutan dalam peluncuran program Sistem Informasi Sapu Bersih Pungutan Liar (Siberli) Provinsi Jawa Barat, di halaman depan Gedung Sate, Bandung, kemarin (5/7). Dia menambahkan, program digital lain yang sudah dicanangkan adalah desa digital dan sekolah digital. Terakhir, hasil rapat dengan Dinas Keluatan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat, nelayan Jawa Barat ke depan akan dilengkapi perangkat digital dalam mencari ikan. \"Perangkat teknologi tersebut berfungsi untuk mendeteksi kumpulan ikan dalam radius 1 KM, sehingga nelayan dapat mengetahui posisi ikan. Teknologi ini sudah ditetapkan oleh nelayan di Pelabuhan Ratu,\" imbuhnya. Hal yang sama juga diterapkan oleh para petambak ikan lele di Indramayu. Menurut Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, petambak ikan lele di Indramayu sudah menggunakan sebuah aplikasi android untuk memberi makan ikan. \"Di sana, kasih makan lele cukup pencet HP, lalu aplikasi tersebut memberi pesan kepada teknologi yang ada di dalam tong pakan ikan, lalu secara otomatis tong tersebut menyebarkan makanan ke kolam ikan lele. Alhamdulillah, hasil panennya dua kali lipat,\" tambahnya. Dari sisi reformasi birokrasi, dia juga terus mendorong penerapan e-budgeting, hal ini bertujuan untuk memangkas mark-up anggaran dan mengeliminasi program yang tidak nyambung dengan nomenklatur mata anggaran. \"Nanti mesin digital dapat mendeteksi program-program yang tidak nyambung dan anggaran yang tidak sesuai ketentuan, tahun ini kita terus dorong,\" bebernya. Sementara, untuk meningkatkan kedisiplinan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Jawa Barat, rencananya akan diterapkan sistem digital yang mampu mendeteksi kinerja mereka setiap hari. Sehingga, akan terukur tingkat produktivitasnya dalam menjalankan roda pemerintahan dan berpengaruh terhadap jumlah nilai insentif yang akan diterimanya. \"Nanti ASN di Jawa Barat setiap jam 4 sore meng-input ke komputer apa yang dia kerjakan dalam satu hari tersebut. Yang tidak bekerja pasti tidak bisa meng-input. Meng-input tanpa bukti akan ditolak oleh komputer. Jadi, yang malas itu amplopnya tipis dan yang sering rajin akan tebal insentifnya,\" terangnya. Dirinya berharap, dengan sistem digitalisasi ini Jawa Barat akan maju melesat dan siap menghadapi revolusi industri 4.0 yang sedang dihadapi saat ini. \"Semoga niat yang baik ini membawa kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat,\" pungkasnya. (jun)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: