Ratusan Santri Antre Gurah Masal

Ratusan Santri Antre Gurah Masal

KUNINGAN – Ratusan santri dari berbagai pondok pesantren di Kabupaten Kuningan antre mengikuti terapi tradisional berupa gurah masal. Tak hanya kaum laki-laki, banyak pula santriwati yang memberanikan diri ikut gurah masal. Terapi gurah masal ini digagas Panglima Pagar Nusa Deni Dadawuk dan PC Pencak Silat Pagar Nusa NU Kuningan, bekerjasama dengan Padepokan Cipta Wening Subang Kuningan. Gurah masal ini dipusatkan di Ponpes Al Anwar Kadugede, baik untuk gurah mata maupun gurah biasa untuk membersihkan lendir di tenggorokan. “Ada lebih dari 100 orang yang ikut, memang paling banyak itu santri dari beberapa pondok pesantren sebagian ada pelajar dan umum juga. Ini merupakan yang pertama kali, awalnya saya menghubungi Pengasuh Padepokan Cipta Wening Kang Iyan Mukdiana terkait kegiatan gurah masal ini,” terang Ketua PC Pencak Silat Pagar Nusa NU Kuningan, Alfian Fadilah SH, Senin (8/7). Menurutnya, terapi gurah ini merupakan salah satu media pengobatan tradisional untuk membersihkan lendir pada bagian tenggorakan maupun di sekitar mata. Sehingga peserta gurah paling dominan dari santri yang menjadi qori dan qoriah. “Misalnya gurah mata, saya sendiri ikut dan ini baik untuk kesehatan mata karena dibersihkan dari kotoran. Gurah pada tenggorokan sendiri biasanya untuk mengeluarkan lendir, nantinya dapat menjaga pita suara juga,” ujarnya. Khusus bagi qori dan qoriah, kata dia, setelah gurah tenggerokan biasanya harus menghindari makanan berminyak seperti gorengan. “Minimal biasanya tiga hari, maksimal satu minggu itu tidak boleh makan gorengan maupun es. Tapi kalau hanya untuk kesehatan biar pernapasan lebih lega sih nggak apa apa, yang nggak boleh itu bagi yang menjaga pita suara untuk qori maupun qoriah,” tutur Alfian. Dia juga menjelaskan, terapi gurah dilakukan minimal dalam satu tahun ini sekali. Sebab informasi dari terapis gurah idealnya memang dilakukan sekali dalam setahun. “Bagusnya memang satu tahun sekali itu ikut gurah, kalau maksimal ya tiga tahun sekali lah. Karena yang sering pakai motor kan banyak debu yang bisa menempel di mata, apalagi perokok harus juga jaga kesehatan dengan terapi gurah ini,” tambahnya. Tak hanya gurah masal, pihaknya juga melakukan terapi bekam bagi pengurus Pagar Nusa NU. Ke depan akan dilakukan kegiatan serupa yakni gurah masal dan bekam masal. “Kita juga berencana akan mengadakan gurah masal di setiap pondok pesantren, nanti dipusatkan di salah satu ponpes,” imbuhnya. Dia menyebutkan, setiap santri membutuhkan waktu sekitar 15 menit saat gurah. Sedangkan orang dewasa khususnya perokok membutuhkan waktu lebih lama sekitar 1 jam. “Kalau santri itu kan masih muda, istilahnya belum banyak terkontaminasi lah dengan rokok, beda kalau dengan orang yang sudah perokok. Ramuan obatnya untuk gurah juga beda, tergantung dari orang yang ingin gurah itu sendiri,” pungkasnya. (ags)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: