Distan Kabupaten Cirebon Klaim Embung Kering Tak Punya Pengaruh Signifikan Terhadap Pertanian
CIREBON-Embung yang ada di Desa Sarwadadi, Kecamatan Talun, sudah beberapa minggu ini kering-kerontang tanpa ada air. Namun, Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon mengklaim keringnya Embung Sarwadadi tidak berpengaruh signifikan terhadap pertanian di Kabupaten Cirebon. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon Dr H Ali Effendi MM kepada Radar Cirebon mengatakan, pihaknya hingga saat ini belum mendapatkan laporan terkait kekeringan Embung Sarwadadi. “Belum ada laporan ya yang masuk ke saya. Nanti saya akan tinjau langsung,” ujarnya. Meski demikian, lanjutnya, keringnya Embung Sarwadadi tidak mempunyai pengaruh besar terhadap pertanian di Kabupaten Cirebon. Karena, area pertanian Kabupaten Cirebon yang paling luas di wilayah barat dan utara. “Kalau sekitar Sarwadadi memang ada area pertanian, tetapi pertaniannya tidak terlalu banyak. Karena paling besar ada di wilayah barat, yakni sekitar Gegesik dan wilayah utara Kabupaten Cirebon,” bebernya. Selain itu, menurut Ali, kekeringan embung Sarwadadi, masih bisa diantisipasi dengan keberadaan sumur pompa. Untuk area pertanian yang tidak terlalu besar seperti Embung Sarwadadi, bisa diantisipasi dengan pompa-pompa bor. Sehingga, kekeringan bisa diantisipasi dengan baik, cukup untuk wilayah pertanian sekitar Embung Sarwadadi. Sementara itu, berdasarkan pantauan wartawan koran ini, Kamis siang (18/7), hampir seluruh area Embung Sarwadadi tidak terdapat air. Tepatnya hampir sekitar satu bulanan ini Embung Sarwadadi mengalami kekeringan. Sehingga para petani terpaksa menggunakan pompa untuk menyedot air dari saluran irigasi yang masih terdapat sedikit air. Salah satu warga Desa Sarwadadi, Herman mengatakan, keringnya Embung Sarwadadi sudah terjadi sekitar satu bulan. “Mulai kering, nggak ada air. Sudah sekitar tiga mingguan sampai satu bulanan,” ucapnya. Embung Desa Sarwadadi ini sangat berguna bukan hanya pertanian yang ada di desanya saja. “Tapi desa-desa tetangga juga pengairan persawahannya pakai Embung Sarwadadi. Nah, kalau kering biasanya mereka (petani, red) sedot pakai pompa ke saluran air yang masih ada airnya,” ungkapnya. (den)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: