Penulis ‘Keluarga Cemara’ Meninggal Dunia, Selamat Jalan Mas Wendo
JAKARTA-Satrawan dan wartawan senior Paulus Arswendo Atmowiloto meninggal dunia pada petang ini pukul 17.50 WIB, Jumat (19/7), di kediamannya di Komplek Kompas, Petukangan, Jakarta. Adapun penyebab meninggalnya Arswendo Amtmowiloto adalah karena penyakit prostat. Sebelum wafat, Arswendo Atmowiloto sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Pertamina Pusat, Jakarta. Kabar soal Arswendo mengidap kanker prostat ini juga pernah disampaikan rekannya yang juga sesama seniman teater, Rudolf Puspa melalui akun Twitter-nya. \"Arswendo dua bulan ini terkena kanker prostat. Sudah dua kali dioperasi. Kondisinya tadi pagi drop, dibawa dengan ambulans ke RS Pertamina. Mohon doa ya,\" tulis Rudolf pada akun Twitternya. Hal ini dibenarkan Wakil Pemimpin Redaksi Kompas yang juga kolega dan tetangga dekat Arswendo, Tri Agung Kristanto. \"Betul (meninggal dunia), pukul 17.55 anaknya, Sonny Wibisono menyampaikan bahwa papa sudah enggak ada,\" ujar Tri, Jumat sore. Tri mengatakan, Arswendo sebelumnya sudah sering keluar-masuk rumah sakit. Kondisinya sempat membaik sehingga bisa kembali ke rumah. Arswendo Atmowiloto lahir di Solo, 26 November 1948. Ia dikenal sebagai sastrawan dan wartawan di berbagai majalah dan koran, seperti Kompas, HAI, Monitor, konsultan di grup penerbitan Tabloid Bintang Indonesia, juga mendirikan grup penerbitan sendiri dengan melahirkan beberapa tabloid dan majalah. Ia juga mendirikan PH yang memproduksi sinetron, film dan tayangan infotainment. Sinetron serial Keluarga Cemara dan Satu Kakak Tujuh Keponakan hanya dua dari sekian banyak karya Arswendo Atmowiloto yang meraih sukses besar. Arswendo dikenal dengan kelincahan ide-ide liar. Penyair kondang Prof Sapardi Djoko Damono pernah bercerita, Arswendo mampu membuat cerpen dalam setengah jam. Itu pun masih jaman mesin ketik. “Wendo itu luar biasa. Pernah satu media pesan cerpen ke dia, tapi dia lupa. Terus dia bilang, suruh menunggu setengah jam saja. Benar, cerpennya jadi,” kata Sapardi.kata Sapardi. Dalam hal produktivitas, diakui Sapardi, memang luar biasa. Selain itu, ia juga menyebutkan soal ide-idenya yang liar dan menarik. Ia memberikan contoh dalam novel terkenal Arswendo, yang bertajuk ‘Senopati Pamungkas’. Menurut Sapardi, dalam novel itu mengambil sisi cerita silat dan mengempatkan tokoh-tokoh yang di luar sejarah. Dalam hal produktivitas, diakui Sapardi, memang luar biasa. Selain itu, ia juga menyebutkan soal ide-idenya yang liar dan menarik. Ia memberikan contoh dalam novel terkenal Arswendo, yang bertajuk ‘Senopati Pamungkas’. Menurut Sapardi, dalam novel itu mengambil sisi cerita silat dan mengempatkan tokoh-tokoh yang di luar sejarah. Paulus Arswendo Atmowiloto menikah dengan Agnes Sri Hartini dan dikaruniai tiga anak: Albertus Wibisono, Pramudha Wardhana, dan Cicilia Tiara. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: